News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nancy Pelosi Kunjungan ke Asia

Profil Nancy Pelosi Ketua DPR Wanita Pertama di AS, Saat Ini Langkahnya Paling Diawasi China

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi. Nancy Pelosi yang memiliki nama lengkap Nancy Patricia D'Alesandro Pelosi, merupakan Ketua DPR AS dan wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat, Nancy Pelosi mengumumkan rencana kunjungannya ke Asia pada hari Minggu (31/7/2022) kemarin yang mencakup Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang.

Kunjungan Nancy Pelosi ke Asia ini memancing serangkaian spekulasi yang menyebut kemungkinan ia akan mengunjungi Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.

Meski Nancy Pelosi tidak menyebut Taiwan ke dalam daftar perjalanannya, namun China telah memperingatkan akan memberikan tindakan tegas jika Ketua DPR AS ini benar mengunjungi Taiwan.

Baca juga: Donald Trump Sebut Nancy Pelosi Hanya Membuat Masalah

Nancy Pelosi yang memiliki nama lengkap Nancy Patricia D'Alesandro Pelosi, merupakan Ketua DPR AS dan wanita pertama yang menduduki jabatan tersebut.

Sebelum menjabat sebagai ketua DPR AS, wanita berusia 82 tahun ini adalah pimpinan minoritas Partai Demokrat di Dewan Perwakilan AS. Melalui jabatannya sebagai Ketua DPR AS, Pelosi menjadi orang nomor tiga dalam garis suksesi Presiden AS setelah Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris.

Nancy Pelosi adalah anak ke-6 dari 6 bersaudara, dan memiliki darah Italia dari Ibunya, Annunciata Lombardia.

Bakat berpolitik Nancy diturunkan dari Ayahnya, Thomas D'Alesandro, Jr., yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan perwakilan AS dari Maryland dan Wali Kota Baltimore.

Kakak Pelosi, Thomas L.J D'Alesandro III, juga pernah menjabat sebagai Wali Kota Baltimore pada tahun 1967 hingga 1971. Ibunya juga seorang politikus yang mengorganisir perempuan Demokrat.

Baca juga: Tur Asia Nancy Pelosi: PM Singapura Singgung Hubungan AS-China hingga Kantor DPR AS Tak Sebut Taiwan

Pelosi bersekolah di Institute of Notredame high school, dan berkuliah di Trinity College, Washington, pada tahun 1962.

Saat berkuliah, tepatnya pada tahun 1963, Pelosi bertemu dengan Paul Francis Pelosi yang kemudian menjadi suaminya.

Mereka menikah di Gereja Katedral Mary Our Queen di Baltimore, pada 7 September 1963. Paul sendiri adalah seorang pengusaha Amerika yang memiliki Financial Leasing Services, Inc., sebuah firma konsultasi dan investasi real estat dan modal ventura yang berbasis di San Francisco. Selain itu, Paul juga tercatat sebagai pemilik tim football Sacramento Mountain Lions yang berbasis di California.

Pasangan ini memiliki lima orang anak, termasuk jurnalis AS Alexandra Pelosi dan ahli strategi politik Partai Demokrat Christine Pelosi. Setelah anak bungsunya masuk SMA, Nancy Pelosi mulai aktif dalam kegiatan Partai Demokrat.

Ia menjadi ketua pengurus cabang Partai Demokrat di North Carolina dan bergabung dengan pimpinan Demokrat lainnya, seperti Philip Burton dari California. Pelosi menjadi anggota Dewan Perwakilan AS pada tahun 1987, setelah istri Philip Burton, Sala Burton mengundurkan diri akibat terkena kanker.

Baca juga: Kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Asia Diiringi Kecaman dan Latihan Militer China

Sala menyarankan Nancy untuk maju ke dalam pemilihan untuk menggantikannya, dan sejak saat itu ia terpilih untuk mewakili Distrik ke-8 California.

Selama menjabat sebagai Dewan Perwakilan AS, Nancy pernah menjadi anggota Komite Intelijen, wakil pimpinan minoritas Demokrat, dan pimpinan minoritas Demokrat. Ia adalah perempuan pertama yang menjadi pimpinan minoritas Partai Demokrat di Dewan Perwakilan AS.

Menyusul kemenangan Partai Demokrat pada tahun 2006, Pelosi secara resmi dicalonkan untuk menjadi Ketua Dewan. Dalam pemilihan 4 Januari 2007 ia mengalahkan pentolan Partai Republik, John Boehner dan menggantikan posisi ketua terdahulu, Dennis Hastert.

Melalui kemenangannya ini, ia menjadi wanita pertama, orang California pertama dan orang keturunan Italia-Amerika pertama yang memegang jabatan Ketua DPR AS. Dalam pidato kemenangannya, Pelosi menyoroti peran wanita dalam kursi pemerintahan.

"Ini adalah momen bersejarah (bagi Kongres), dan bagi perempuan di negeri ini. Ini adalah momen yang telah kami tunggu selama lebih dari 200 tahun. Tidak pernah kehilangan kepercayaan, kami menunggu selama bertahun-tahun perjuangan untuk mencapai hak-hak kami. Tapi wanita tidak hanya menunggu; wanita sedang bekerja. Tidak pernah kehilangan kepercayaan, kami bekerja untuk menebus janji Amerika, bahwa semua pria dan wanita diciptakan sama. Untuk putri dan cucu perempuan kami, hari ini, kami telah memecahkan langit- langit marmer. Untuk putri kami dan cucu perempuan kami, langit adalah batasnya, apa pun mungkin bagi mereka," ujar Pelosi dalam pidatonya saat itu.

Baca juga: Donald Trump Hingga Tokoh Rusia Peringatkan Nancy Pelosi Agar Tak Kunjungi Taiwan

Setelah Demokrat mendapat kemenangan dalam pemilihan tahun 2018, pada 28 November partai ini mencalonkan kembali Pelosi untuk menjabat sebagai Ketua DPR AS. Pada 3 Januari 2019, Pelosi terpilih kembali sebagai ketua DPR AS dengan kemenangan tipis yaitu 216 suara, sedangkan pesaingya Kevin McCarthy mendapat 209 suara.

Karier berpolitiknya mulai banyak diperbincangkan setelah Pelosi membuat langkah berani dengan memimpin sidang pemakzulan mantan presiden AS, Donald Trump pada tahun 2019 silam. Ia bahkan pernah menyobek salinan pidato trump setelah sidang senat AS.

Meski sikapnya kerap menimbulkan kontroversi, atas beberapa ketegasannya, Pelosi dinobatkan oleh majalah Forbes sebagai salah satu wanita paling berkuasa di tahun 2019.

Ketua DPR AS ini, dijadwalkan akan melakukan tur kunjungan Asia mulai hari ini, Senin (1/8/2022), untuk membahas perdagangan, pandemi Covid-19, perubahan iklim, keamanan dan pemerintahan yang demokratis.

Delegasi yang ikut dalam rombongan Pelosi antara lain, Perwakilan AS Gregory Meeks, Ketua Komite Urusan Luar Negeri  Mark Takano, Ketua Komite untuk Urusan Veteran Suzan DelBene, dan Wakil Ketua Komite Sarana.

Baca juga: Sempat Diancam China, Nancy Pelosi Tak Menyebutkan Taiwan dalam Rencana Perjalanan ke Asia

Selain itu, ada pula anggota Komite Tetap Intelijen dan Ketua Sub Komite Kebijakan Ekonomi dan Konsumen dari Komite Pengawasan dan Reformasi DPR, Raja Krishnamoorthi, dan anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Angkatan Bersenjata, Andy Kim.

Pelosi sebelumnya telah diperingatkan banyak pihak untuk tidak melakukan perjalanan ke Taiwan dalam tur kunjungan ke Asia, karena dikhawatirkan dapat memecah konflik antara AS dan China.

China Peringatkan Nancy Pelosi Agar Tidak Mengunjungi Taiwan

Ketua Kongres Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Singapura hari ini Senin (1/8/2022) dalam tur kunjungannya ke Asia.

Perjalanan Nancy Pelosi ke Asia tersebut memicu ketegangan antara Washington dan China karena berkembang spekulasi yang menyebut Taiwan masuk ke dalam daftar kunjungan.

Pada Minggu (31/7/202), kantor Ketua DPR AS mengumumkan Pelosi akan memimpin delegasi Kongres AS dalam kunjungan ke negara-negara Asia, yang mencakup Singapura, Malaysia, Korea Selatan dan Jepang.

Baca juga: Sempat Diancam China, Nancy Pelosi Tak Menyebutkan Taiwan dalam Rencana Perjalanan ke Asia

Namun pengumuman hari Minggu kemarin tidak menyebut Taiwan dalam daftar kunjungan Pelosi.

China memandang kunjungan pejabat AS ke Taiwan sebagai sinyal yang menggembirakan bagi kelompok pro-kemerdekaan Taiwan. AS diketahui terikat oleh hukum untuk memberikan Taiwan sarana untuk mempertahankan diri, walaupun secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Juru bicara angkatan udara China Shen Jinke pada hari Minggu kemarin mengatakan, Beijing dengan tegas akan menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial.

Shen menyebut, angkatan udara China memiliki banyak jenis jet tempur yang mampu mengitari Taiwan, yang diklaim China sebagai bagian dari wilayahnya.

Selama panggilan telepon pada pekan lalu, Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden AS Joe Biden agar Washington mematuhi Kebijakan Satu Tiongkok (One-China Policy). Xi bahkan mengatakan China siap mengambil tindakan tegas jika Pelosi benar mengunjungi Taiwan.

"Mereka yang bermain api akan binasa karenanya," ujar Xi Jinping memperingatkan Presiden AS, yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: China Peringatkan Nancy Pelosi Agar Tidak Mengunjungi Taiwan

Biden mengatakan kepada Xi, kebijakan AS mengenai Taiwan tidak akan berubah dan Washington menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan keamanan di Selat Taiwan.

Sedangkan Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang tidak secara langsung menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan kunjungan Pelosi ke Taiwan di tengah meningkatnya spekulasi mengenai kabar tersebut.

"Kami selalu menyambut hangat kunjungan tamu asing yang terhormat ke negara kami," katanya kepada wartawan.

Tur kunjungan Nancy Pelosi ke Asia terjadi saat suasana politik di China dan AS sedang memanas.

Xi Jinping, dari Partai Komunis yang berkuasa di China, diperkirakan akan mengamankan kursi kepemimpinannya untuk ketiga kalinya pada akhir tahun ini.

Baca juga: Donald Trump Sebut Nancy Pelosi Hanya Membuat Masalah

Sedangkan di Amerika Serikat, Joe Biden dan Partai Demokrat sedang berjuang keras untuk mempertahankan kendali Dewan Perwakilan Rakyat pada pemilihan November mendatang.

Pekan lalu Biden mengatakan kepada para wartawan, dia pikir militer AS percaya kunjungan Pelosi ke Taiwan bukanlah ide yang baik untuk saat ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini