Dia mengakui dirinya mulai menerima ancaman setelah dia mulai berbicara tentang kejahatan pejuang Ukraina.
Dia juga mengungkapkan kekhawatiran dia akan dianiaya oleh pihak berwenang Prancis.
“Tentu saja, saya takut akan hal itu, saya takut mereka akan mengarang beberapa hal terhadap saya untuk membungkam saya atau memasukkan saya ke penjara,” pungkasnya.
Pada awal April, media dan jejaring sosial Ukraina menerbitkan foto dan video mayat tergeletak di jalan-jalan, yang diduga diambil di Bucha setelah militer Rusia mundur.
Pihak berwenang Kiev menuduh Rusia membantai warga sipil. Kabar itu diamplifikasi media arus utama barat lalu tersebar global tanpa bisa dibendung.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan peristiwa Bucha provokasi dan menekankan tidak ada satu pun penduduk Bucha yang dilukai militer Rusia saat kota itu berada di bawah kendali mereka.
Kementerian juga mencatat semua unit telah ditarik sepenuhnya dari Bucha pada 30 Maret, dan pintu keluar kota ke utara tidak diblokir.
Sementara pasukan Ukraina saat itu menembaki Bucha menggunakan artileri, tank, dan beberapa peluncur roket sepanjang waktu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, saat itu meminta masyarakat internasional melakukan penyelidikan yang tidak memihak terhadap provokasi di Bucha.
Dia menekankan tegas menolak tuduhan keterlibatan dan menuntut para pemimpin internasional tidak terburu-buru menuduh Rusia.(Tribunnews.com/Sputniknews/xna)