Gangguan ekspor yang disebabkan oleh perang telah menyebabkan harga pangan melonjak di seluruh dunia.
Kini, setelah lebih dari 5 bulan invasi, pengiriman pertama biji-bijian dimulai.
Kapal kargo pertama meninggalkan Ukraina pada Senin (1/8/2022).
Mengutip Independent, kapal Razoni yang berbendera Sierra Leone, yang berlayar dari pelabuhan Odesa di Ukraina pada hari Senin, sekarang diperkirakan akan mencapai Istanbul Rabu pagi.
Hal itu menurut Laksamana Muda Ozcan Altunbulak, seorang koordinator di pusat gabungan yang didirikan untuk mengawasi pengiriman biji-bijian.
Pejabat Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB akan memeriksa kapal setelah berlabuh di Istanbul.
Inspeksi tersebut merupakan bagian dari kesepakatan yang ditengahi oleh PBB dan Turki untuk memindahkan stok biji-bijian Ukraina ke pasar luar negeri dan mengurangi krisis pangan global yang meningkat.
Altunbulak mengatakan "persiapan dan perencanaan" terus dilakukan untuk kapal lain yang diperkirakan akan meninggalkan pelabuhan Ukraina, tetapi dia tidak memberikan perincian.
Sebagai bagian dari perjanjian 22 Juli tentang ekspor, yang mencakup biji-bijian dan pupuk Rusia, disiapkan lah koridor aman melalui perairan tambang di luar pelabuhan Ukraina.
Namun, situasi di Laut Hitam tetap tegang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak mitra internasional untuk mengawasi kepatuhan Moskow dengan kesepakatan itu.
Lebih banyak kapal diperkirakan akan berangkat dari pelabuhan Ukraina melalui koridor yang aman.
Di Odesa, 16 kapal lagi, yang semuanya diblokir sejak invasi Rusia pada 24 Februari, sedang menunggu giliran untuk berangkat, kata pihak berwenang Ukraina.
Lebih dari 26.000 ton jagung yang diangkut di atas Razoni, yang ditujukan ke Lebanon, hampir tidak akan mengurangi "kerawanan pangan" di seluruh dunia.
Namun dimulainya kembali pengiriman dari Ukraina dan Rusia, yang merupakan pemasok utama dunia untuk gandum, barley, jagung dan minyak bunga matahari, meningkatkan harapan bahwa situasi dapat membaik.
Wilayah Laut Hitam yang subur telah lama dikenal sebagai lumbung pangan Eropa.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)