TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Kementerian Pertahanan Azerbaijan menuntut demilitarisasi di Nagorno-Karabakh.
Kehadiran militer Armenia dan milisi bersenjata di perbatasan Azerbaijan dan Nagorno Karabakh menimbulkan bahaya bagi Azerbaijan.
Baku menggelar operasi pembalasan, Rabu (3/8/2022) yang menewaskan dua milisi Nagorbo Karabakh di tengah ketegangan Azerbaijan dan Armenia.
Serangan dilakukan menggunakan drone Bayraktar yang dipasok Turki. Serangan menargetkan kendaraan dan bangunan militer di Nagorno Karabakh.
Baca juga: Gencatan Senjata di Nagorno-Karabakh Rapuh, Armenia-Azerbaijan Masih Silih Serang
Baca juga: Drone Tempur Israel dan Turki Tunjukkan Dominasi di Perang Nagorno-Karabakh
Baca juga: Armenia dan Azerbaijan Sepakat Gencatan Senjata Baru di Nagorno-Karabakh
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan. Namun, wilayah tersebut memiliki sebagian besar penduduk Armenia.
Secara de facto diatur otoritas Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri – juga dikenal sebagai Republik Artsakh – sejak 1990-an.
Wilayah tersebut pertama kali berusaha untuk melepaskan diri dari Azerbaijan. Penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh dan milisi lokal sejak itu menikmati dukungan dari Yerevan.
Pernyataan itu muncul ketika Azerbaijan melakukan operasi militer di wilayah tersebut, yang diklaim diluncurkan sebagai tanggapan atas pelanggaran gencatan senjata “kasar” oleh milisi lokal.
Kelompok itu diyakini membangun posisi tempur baru di wilayah tersebut. Ketegangan di Nagorno-Karabakh telah meningkat sejak awal minggu karena Baku dan Yerevan saling tuduh.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan merilis video yang menunjukkan serangan udara di pangkalan milisi lokal yang menampung beberapa unit artileri.
Rekaman menunjukkan beberapa artileri yang ditarik dan truk dihancurkan serangan rudal dari pesawat tak berawak Azerbaijan.
Sengketa Koridor Lachin
Outlet media Armenia sebelumnya melaporkan Baku telah merencanakan serangan terhadap apa yang disebut Koridor Lachin, jalur pegunungan yang menghubungkan Armenia ke wilayah tersebut.
Sekretaris Dewan Keamanan Armenia Armen Grigoryan juga mengatakan Baku menuntut Yerevan berhenti menggunakan Koridor Lachin, dan memilih rute berbeda.