TRIBUNNEWS.COM - China memulai latihan militer terbesarnya di laut sekitar kawasan Taiwan pada Kamis (4/8/2022) hari ini, menyusul kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Nancy Pelosi sendiri telah meninggalkan Taiwan dengan jet Angkatan Udara AS pada Rabu malam, untuk menuju Korea Selatan.
Kunjungan singkatnya ke Taiwan menuai reaksi keras dari China.
BBC melaporkan, latihan menembak langsung dimulai pada pukul 12.00 waktu setempat.
Di sejumlah daerah, latihan militer ini berlangsung dalam jarak 12 mil (sekitar 19 km) dari Pulau Taiwan.
Taiwan menilai China berusaha mengubah status quo di kawasan tersebut.
Baca juga: Zelensky Ingin Bicara Langsung dengan Xi Jinping, Minta China Tekan Rusia agar Akhiri Perang
Baca juga: China Gelar Latihan Militer Skala Besar Seusai Kunjungan Nancy Pelosi ke Taiwan
Latihan militer ini merupakan reaksi utama Beijing karena Pelosi nekat mengunjungi pulau itu setelah serangkaian ancaman.
Selain itu, China juga memblokir sejumlah perdagangan dengan negara pulau tersebut.
Militer China menggelar kegiatan latihan di perairan yang sibuk dan akan mencakup penembakan peluru tajam jarak jauh, kata Beijing.
Menanggapi hal ini, Taiwan mengatakan China sengaja melakukan blokade di wilayah laut dan udara.
Sementara AS menilai latihan itu tidak bertanggung jawab dan berisiko lepas kendali.
Pemerintah Taipei telah mengerahkan jet untuk memperingatkan pesawat tempur China pada Rabu (3/8/2022) kemarin.
Militer juga menembakkan suar untuk mengusir pesawat tak dikenal di atas pulau Kinmen, yang terletak dekat dengan daratan.
Beberapa kementerian mengalami serangan siber dalam beberapa hari terakhir, kata pemerintah Taiwan.
Taiwan juga meminta kapal-kapal untuk mengambil rute yang berbeda dan sedang bernegosiasi dengan Jepang dan Filipina untuk menemukan rute penerbangan alternatif.
Gambaran Invasi
Profesor militer China mengatakan, latihan militer Beijing di wilayah utara, timur, dan selatan membagi dua perairan teritorial 12 mil laut yang diklaim Taiwan dan mengelilingi pulau itu dalam "formasi yang belum pernah terjadi sebelumnya".
Meng Xiangqing, seorang profesor di Universitas Pertahanan Nasional mengatakan, titik latihan militer dapat memberikan gambaran bagaimana operasi militer terhadap Taiwan dapat dilakukan China.
"Faktanya, ini telah menciptakan kondisi yang sangat baik bagi kami ketika, di masa depan, kami membentuk kembali lanskap strategis kami yang kondusif untuk penyatuan kami," kata Meng dalam acara televisi, menurut laporan Reuters dikutip dari Guardian.
Pasukan China di dua daerah di lepas pantai utara Taiwan berpotensi menutup Keelung, pelabuhan utama.
Sementara serangan dapat diluncurkan dari daerah timur Taiwan, yang menargetkan pangkalan militer di Hualien dan Taidong, jelas Meng.
Pintu ke Kaoshiung juga bisa ditutup oleh militer China di lepas pantai barat daya.
Kunjungan Pelosi Adalah Lelucon
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, sebelumnya menggambarkan kunjungan ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan sebagai lelucon.
"Ini benar-benar lelucon," kata Kementerian Luar Negeri China mengutip perkataan Wang Yi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55 di Kamboja.
"Amerika Serikat di bawah bendera demokrasi secara mencolok mencampuri urusan dalam negeri China, sementara Tsai Ing-wen (kepala pemerintahan Taiwan) dan pasukan sekutunya mendukung kemerdekaan Taiwan, menguasai Amerika Serikat dan mengkhianati kepentingan nasional," tambahnya, lapor TASS.
Ketua DPR AS tiba di Taiwan pada Selasa (2/8/2022) malam, meskipun ada protes dari Beijing.
Pelosi menjadi pejabat tertinggi AS pertama yang melawat ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan ingin menyatukannya dengan daratan China.
Baca juga: 27 Pesawat Tempur China Masuki Zona Pertahanan Udara Taiwan
Baca juga: Buntut Kunjungan Nancy Pelosi, China Batasi Perdagangan Dengan Taiwan
China dan Taiwan berpisah sejak tahun 1949, ketika perang saudara China berakhir dengan kemenangan Komunis di bawah kepemimpinan Mao Zedong.
Taiwan, yang telah diperintah secara independen sejak saat itu, secara resmi dikenal sebagai Republik Tiongkok, sedangkan daratan China disebut Republik Rakyat Tiongkok.
Pulau ini dipisahkan dari daratan oleh Selat Taiwan dan memiliki pemerintahan sendiri yang dipilih secara demokratis.
Selama lebih dari tujuh dekade, Beijing memandang Taiwan sebagai salah satu provinsi China dan berjanji untuk "menyatukannya" dengan daratan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)