News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Vs Amerika Memanas

AS Tuduh Iran Berencana Bunuh John Bolton, Eks Penasihat Donald Trump

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan penasihat Keamanan Nasional John Bolton berbicara di atas panggung selama diskusi publik di Universitas Duke di Durham, North Carolina pada 17 Februari 2020 - AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan terhadap eks penasihat Keamanan Nasional John Bolton sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani.

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menuduh seorang diduga anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran berencana membunuh mantan penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton.

Diduga rencana pembunuhan itu berkaitan dengan insiden yang menewaskan Jenderal Qassem Soleimani pada tahun 2020.

Shahram Poursafi asal Teheran, dituding Departemen Kehakiman AS menawari seseorang tak dikenal yang tinggal di AS uang sebesar $300.000 untuk melakukan pembunuhan di Washington DC atau Maryland.

Dilansir Al Jazeera, Bolton merupakan pejabat senior di bidang kebijakan luar negeri yang vokal terhadap rezim Iran. 

Ia menjabat sebagai penasihat Keamanan Nasional di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

Namun Bolton mundur dari jabatannya, sebelum serangan pesawat tak berawak AS yang menewaskan Qassem Soleimani di Baghdad pada Januari 2020.

Baca juga: POPULER Internasional: Rusia Rekrut Napi untuk Perang | FBI Geledah Rumah Donald Trump

"Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, melalui Terdakwa, mencoba membuat rencana yang berani: membunuh seorang mantan pejabat AS di tanah AS sebagai pembalasan atas tindakan AS," kata Matthew Graves, pengacara AS untuk Washington dalam sebuah pernyataan pada Rabu (10/8/2022).

"Iran dan pemerintah musuh lainnya harus memahami bahwa Kantor Kejaksaan AS dan mitra penegak hukum kami akan melakukan segala daya kami untuk menggagalkan plot kekerasan mereka dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan."

Teheran menepis tuduhan tersebut dan menyebutnya konyol serta tidak berdasar.

"Iran sangat memperingatkan terhadap tindakan apa pun terhadap warga Iran dengan dalih tuduhan konyol dan tidak berdasar ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani pada Rabu, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Menurut Departemen Kehakiman AS, agen Iran tersebut juga memiliki pekerjaan tambahan dengan bayaran $1 juta.

Tidak dijelaskan jenis pekerjaan yang dimaksud atau siapa yang mungkin ditargetkan.

CNN melaporkan, mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga disebut menjadi target pembunuhan Iran. 

John Bolton - AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan terhadap eks penasihat Keamanan Nasional John Bolton sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani. (Alex Brandon / AP)

Pompeo menjabat sebagai Menlu di pemerintahan Trump pada saat serangan udara yang menewaskan Soleimani.

Ia diberitahu langsung oleh Departemen Kehakiman pada Rabu lalu bahwa dia adalah target kedua dari plot pembunuhan IRGC, ungkap sumber yang dekat dengan Pompeo kepada CNN.

Hingga kini, Poursafi masih berstatus buron di luar negeri, sehingga ia tidak mungkin diadili atas dua tuduhan yang ia hadapi.

Ancaman dari Gedung Putih

Gedung Putih memperingatkan Teheran akan konsekuensi parah jika berani menargetkan orang Amerika.

"Kami telah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi: Pemerintahan Biden tidak akan melepaskan diri dalam melindungi dan membela semua orang Amerika dari ancaman kekerasan dan terorisme," kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan.

"Jika Iran menyerang salah satu warga negara kami, termasuk mereka yang terus melayani Amerika Serikat atau mereka yang sebelumnya bertugas, Iran akan menghadapi konsekuensi yang berat," imbuhnya.

Di hari yang sama, John Bolton mengucapkan terima kasih kepada lembaga penegak hukum karena menggagalkan dugaan rencana pembunuhan kepadanya.

Mayor Jenderal Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Khusus Iran. - AS menuduh Iran merencanakan pembunuhan terhadap eks penasihat Keamanan Nasional John Bolton sebagai balasan atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani. (tasnimnews)

Baca juga: Iran Sebut Amerika Kekanak-kanakan,Tuduh Satelit yang Diluncurkan Rusia untuk Memata-matai

Baca juga: Iran Dukung Palestina, Peringatkan Israel akan Bayar Mahal atas Serangannya di Gaza

Ia juga mengecam upaya pemerintah AS saat ini untuk menghidupkan kembali pakta nuklir 2015.

Presiden AS Joe Biden berusaha menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.

Menurut Biden, Iran akan jauh lebih berbahaya jika memiliki senjata nuklir.

Di sisi lain, Iran membantah mengejar senjata nuklir dan menuduh AS memiliterisasi Timur Tengah dengan menjual dan menyediakan senjata bernilai miliaran dolar kepada Israel dan negara-negara Teluk Arab.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini