"Semuanya mulai berjatuhan, runtuh," kata Milochinsky sebagaimana dikutip AP News.
Baca juga: China: Amerika Serikat Penghasut Utama Pecahnya Konflik Rusia dan Ukraina
Pemimpin wilayah Krimea, Sergei Aksyonov, mengatakan sekitar 250 penduduk dipindahkan ke perumahan sementara setelah puluhan bangunan apartemen rusak.
Pihak berwenang Rusia berusaha untuk mengecilkan ledakan, dengan mengatakan semua hotel dan pantai tidak terpengaruh di semenanjung, yang merupakan tujuan wisata populer bagi banyak orang Rusia, Rabu (10/8/2022).
Tetapi video yang diunggah di media sosial menunjukkan antrean panjang mobil yang bergerak perlahan di jalan menuju Rusia saat turis menuju rumah.
Seorang penasihat presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych, dengan samar mengatakan ledakan itu disebabkan oleh senjata jarak jauh buatan Ukraina atau pekerjaan gerilyawan yang beroperasi di Krimea.
Seorang anggota parlemen Ukraina, Oleksandr Zavitnevich, mengatakan pangkalan udara itu tidak dapat digunakan.
Dia melaporkan di Facebook pangkalan udara Saky menampung jet tempur, pesawat pengintai taktis dan pesawat angkut militer.
Gambar satelit dari Planet Labs PBC yang diambil pada tengah hari Rabu menunjukkan sekitar 2 kilometer persegi padang rumput terbakar di pangkalan udara itu.
Beberapa kawah, yang biasanya merupakan tanda ledakan kuat, terlihat di dekat landasan.
Kedua landasan pacu tidak mengalami kerusakan yang nyata dan tampaknya masih beroperasi.
Beberapa jet tempur di jalur penerbangan telah dipindahkan lebih jauh ke landasan, dibandingkan dengan gambar yang diambil hari Selasa sebelum ledakan.
Baca juga: Rusia Lanjutkan Pasokan Minyak ke Uni Eropa Setelah Sempat Terhenti
Pangkalan tersebut telah menjadi rumah bagi Skuadron Udara Serangan Angkatan Laut Independen ke-43 Rusia sejak Moskow merebut Krimea.
Skuadron menerbangkan Sukhoi Su-24 dan Sukhoi Su-30.
Pangkalan itu juga mencakup sejumlah bunker dan hanggar yang tertutup tanah di sekitar pinggirannya, yang biasanya digunakan untuk menyimpan amunisi jika terjadi kebakaran.