"Kyiv resmi bungkam tentang hal itu, tetapi secara tidak resmi militer mengakui bahwa itu adalah serangan Ukraina," kata analis militer Ukraina Oleh Zhdanov.
Pangkalan tersebut setidaknya 200 kilometer dari posisi terdekat Ukraina.
Zhdanov menyarankan bahwa pasukan Ukraina bisa menyerangnya dengan rudal anti-kapal Ukraina atau Barat yang memiliki jangkauan yang diperlukan.
Institute for the Study of War yang berbasis di Washington mengatakan tidak dapat secara independen menentukan apa yang menyebabkan ledakan.
"Kremlin memiliki sedikit insentif untuk menuduh Ukraina melakukan serangan yang menyebabkan kerusakan karena serangan tersebut akan menunjukkan ketidakefektifan sistem pertahanan udara Rusia," tambah Institute for the Study of War.
Selama perang, Kremlin telah melaporkan banyak kebakaran dan ledakan di wilayah Rusia dekat perbatasan Ukraina, menyalahkan beberapa dari mereka pada serangan Ukraina.
Pihak berwenang Ukraina sebagian besar diam tentang insiden tersebut, lebih memilih untuk membuat dunia menebak-nebak.
Tidak ada pihak yang merilis banyak informasi tentang korban mereka sendiri.
Dalam video pidato malam Rabu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim hampir 43.000 tentara Rusia telah tewas.
Colin Kahl, wakil menteri pertahanan AS untuk kebijakan, memperkirakan pada hari Senin bahwa pasukan Rusia telah menderita hingga 80.000 kematian dan cedera dalam pertempuran itu.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)