News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Barat Diterjang Banjir Bandang, 16 Orang Tewas dan 18 Orang Belum Ditemukan

Penulis: Rica Agustina
Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Orang-orang mengarungi jalan yang banjir setelah hujan lebat di Zhengzhou, di Provinsi Henan China pada 22 Juli 2021. - China barat diterjang banjir bandang pada Rabu (17/8/2022) malam. Sebanyak 16 orang tewas dan 18 orang hilang dalam bencana itu.

TRIBUNNEWS.COM - China barat mengalami hujan badai tiba-tiba yang memicu tanah longsor hingga menyebabkan sungai tersumbat dan terjadilah banjir bandang, kata media pemerintah, Kamis (18/8/2022).

Dikutip dari AP News, 16 orang tewas dan 18 orang belum ditemukan atau hilang dalam bencana itu.

Banjir bandang Rabu (17/8/2022) malam berdampak pada lebih dari 6.000 orang di enam desa di Provinsi Qinghai, kata CCTV.

China menghadapi hujan lebat dan banjir di beberapa bagian negara saat musim panas ini.

Sementara panas dan kekeringan ekstrem juga terjadi di wilayah lain.

Media pemerintah menggambarkan panas dan kekeringan sebagai yang terburuk sejak pencatatan dimulai 60 tahun lalu.

Seorang pegawai kereta api memeriksa rel kereta api yang banjir setelah hujan lebat di Shangrao, di provinsi Jiangxi tengah China pada 21 Juni 2022. - China barat diterjang banjir bandang pada Rabu (17/8/2022) malam. Sebanyak 16 orang tewas dan 18 orang hilang dalam bencana itu. (STR / AFP)

Baca juga: Keuntungan Perusahaan Raksasa Teknologi di China Merosot, Ribuan Karyawan Terancam PHK

Otoritas darurat menggambarkan banjir bandang di daerah Datong Qinghai sebagai "semburan gunung".

Aliran deras seperti itu umumnya disebabkan oleh badai besar di daerah pegunungan.

Air yang mengalir menuruni gunung dapat mengubah parit atau sungai menjadi sungai yang mengamuk dan mengejutkan orang.

Tujuh orang tewas akhir pekan lalu akibat semburan gunung di Provinsi Sichuan, China barat daya.

Di tempat lain di Sichuan dan provinsi lain, tanaman layu dan pabrik-pabrik ditutup karena kekeringan memotong pasokan tenaga air dan suhu tinggi meningkatkan permintaan listrik.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini