"Ini adalah saat yang tepat untuk bersatu dalam kepempimpinan Perdana Menteri Liz Truss yang memerintah Inggris dalam keadaan yang sulit," tulisnya.
Setelah terpilih, Truss pun tidak secara langsung menjabat sebagai Perdana Menteri menggantikan Boris Johnson.
Rangkaian proses selanjutnya yaitu Boris Johnson harus melaporkan mundurnya dirinya sebagai Perdana Menteri Inggris kepada Ratu Elizabeth II yang selanjutnya akan menunjuk Truss untuk menggantikannya.
Diberitakan CNBC, Boris dan Truss berencana akan tiba di Balmoral Castle untuk menemui Ratu Elizabeth II hari ini, Selasa (6/9/2022) waktu setempat.
Di sisi lain, setelah Truss ditunjuk oleh Ratu Elizabeth II, ia akan menghadapi tantangan terbesar dalam karir politiknya yaitu memerintah partai politik yang berseberangan dan memimpin Inggris untuk menghadapi krisis terbesar dalam sedekade.
Namun, krisis tersebut juga dibarengi untuk tetap mendukung Ukraina dalam perang.
Krisis keuangan dan membengkaknya utang energi diperkirakan akan menjadi priortias Truss untuk diselesaikan di tengah tren inflasi yang menerpa Inggris.
Sebagai informasi, ada fakta unik di balik kemenangan Truss.
Selain Truss, pemimpin perempuan Inggris berasal dari Partai Konservatif yaitu Theresa May dan Margaret Thatcher.
Profil Liz Truss
Dikutip dari gov.uk, Elizabeth Truss atau yang lebih dikenal dengan Liz Truss sebelumnya menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sejak 15 September 2021.
Sebelumnya ia juga pernah ditunjuk sebagai Menteri Perempuan dan Kesetaraan pada 10 September 2019.
Karier politik Truss berawal saat dirinya masuk pertama kali di parlemen pada tahun 2010.
Lalu pada tahun 2012, dia ditunjuk sebagai Sekretaris Kementerian Pendidikan dan Anak.
Kemudian ia pun juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementerian Lingkungan, Pangan, dan Desa dari Juni 2014-Juli 2016.
Karier politiknya pun semakin moncer ketika pada tahun 2017 dirinya menjabat sebagai Kepala Sekretaris Kementerian Keuangan pada Juni 2017-Juli 2019.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)