TRIBUNNEWS.COM -- Serangan pasukan Ukraina di wilayan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporozhye (Zaporizhzhia) yang dikuasai Rusia diklaim menyebabkan kebocoran dan pasokan air telah terkontaminasi.
Kepala administrasi Energodar, Alexander Volga mengatakan, saat ini tenaga spesialis sedang bekerja untuk menghentikan kebocoran dari tangki bahan bakar minyak.
Dikutip dari Russia Today, Alexander Volga menyebutkan, pasukan Volodymir Zelensky terus melakukan serangan terhadap pabrik tersebut meskipun ada inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di fasilitas tersebut.
Pengawas nuklir PBB mengunjungi PLTN Zaporozhye minggu lalu untuk melakukan inspeksi terhadap pabrik dan menilai kondisinya.
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina Hari ke-196: IAEA Ungkap Temukan Kerusakan Parah di PLTN Zaporizhzhia
Setelah ditunjukkan fasilitas dan melakukan wawancara dengan personel Rusia dan Ukraina di lapangan, delegasi meninggalkan fasilitas pada hari Senin meninggalkan dua anggotanya.
Kepala IAEA Rafael Grossi mengatakan badan tersebut akan "membangun kehadiran yang berkelanjutan" di pabrik tersebut.
Sementara Grossi telah secara terbuka mengkonfirmasi bahwa pembangkit listrik telah rusak akibat penembakan, dia sejauh ini menahan diri untuk tidak menyalahkan satu pihak.
Sebuah laporan oleh badan tersebut diharapkan akan diterbitkan pada hari Selasa.
Moskow telah berulang kali menuduh pasukan Kiev menyerang pabrik tersebut, memperingatkan bahwa penembakan lebih lanjut dapat memicu bencana nuklir yang setara dengan bencana Chernobyl 1986.
Kiev, bagaimanapun, membantah menargetkan pabrik dan bersikeras bahwa pasukan Rusia yang menembaki daerah itu sambil menempatkan perangkat keras militer di sana.
Sebelumnya Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB melakukan inspeksi di PLTN tersebut dan setelah itu meninggalkan dua orang
Baca juga: Tim Inspektur Nuklir IAEA Tiba di Zaporizhzhia Ukraina yang Dikuasai Rusia
Renat Karchaa, seorang ahli nuklir Rusia yang menyertai misi tersebut, mengatakan dua anggotanya akan tetap berada di fasilitas tersebut. Pekan lalu, kepala IAEA Rafael Grossi, yang juga memeriksa pabrik, mengklaim bahwa badan tersebut akan “membangun kehadiran yang berkelanjutan” di sana.
Menurut saluran TV Russia 24, IAEA akan mempublikasikan temuannya pada hari Selasa.
"Semua kesimpulan mereka akan tercermin dalam laporan, yang, seperti yang disarankan oleh informasi awal, direncanakan untuk dirilis besok, ketika Rafael Grossi akan menyampaikan sambutannya," kata outlet tersebut.