News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa 4 Wilayah Ukraina Gelar Referendum untuk Bergabung dengan Rusia? Ini yang Perlu Diketahui

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang prajurit Rusia berpatroli di daerah pemukiman yang hancur di kota Severodonetsk pada 12 Juli 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. Mengapa 4 wilayah Ukraina (Luhansk, Donetsk, Kherson and Zaporizhzhia) menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia? Apakah referendum ini legal? Ini 5 hal yang perlu diketahui tentang referendum Rusia.

"Mereka akan mengatakan itu pembelaan diri, tapi tak seorang pun di dunia akan percaya itu," kata Borys Wrzesnewskyj, mantan anggota parlemen Liberal Kanada yang mengepalai Komisi Hak Asasi Manusia Kongres Dunia Ukraina.

2. Apakah referendum ini sah?

Petugas polisi menahan seorang wanita di Moskow pada 21 September 2022, menyusul seruan untuk memprotes mobilisasi parsial yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin.  (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Referendum ini ilegal menurut hukum internasional dan Ukraina, termasuk melanggar Piagam PBB.

"Ini adalah cara untuk mendapatkan wilayah dengan paksa, dan itu ilegal," kata Profesor Marc Weller,  Ketua Hukum Internasional dan Studi Konstitusi Internasional di Universitas Cambridge di Inggris.

Para pengamat memperkirakan hasil pemungutan suara sudah ditentukan sebelumnya oleh Kremlin.

Para pejabat nantinya "diharapkan" akan mengumumkan bahwa para pemilih di setiap wilayah sangat mendukung bergabung dengan Rusia.

"Orang-orang di lapangan diberi perintah untuk memberikan persentase tertentu.... Apakah itu 97 atau 95 persen, Putin pasti akan memberi tahu hasil yang ia mau kepada siapa pun yang melakukan referendum," kata Profesor Robert Austin dari Universitas Munk School of Global Affairs and Public Policy.

Referendum juga akan berlangsung tanpa pengamat independen, serta kurangnya transparansi mengenai siapa yang akan memberikan suara dan dalam kondisi apa.

Mantan ketua petugas pemilihan Kanada Jean-Pierre Kingsley, yang sebelumnya memimpin misi pengamat internasional untuk pemilihan di Irak, Haiti dan negara-negara lain, mengatakan proses referendum tidak memiliki beberapa elemen kunci.

Elemen kunci tersebut yaitu otoritas independen yang bertanggung jawab; aturan perilaku dan penegakannya; dan waktu dan informasi yang cukup bagi pemilih untuk memahami apa yang dimaksud dengan referendum.

"Kita tidak akan menemukan hal-hal itu dalam referendum mendatang, seperti yang tidak kita temukan pada referendum Krimea," kata Kingsley.

Ia mengacu pada referendum Krimea tahun 2014 yang diatur dengan tergesa-gesa mengenai apakah wilayah itu akan bergabung dengan Rusia.

Wrzesnewskyj menggambarkan pemungutan suara itu sebagai "referendum di todongan senjata."

"Di tempat yang telah dibom, ditembaki, di mana tetangga Anda telah dibunuh, diculik, disiksa, dan kemudian pejabat Rusia muncul dengan seorang tentara dan memberitahu Anda untuk mengisi surat suara untuk memilih, bagaimana Anda akan memilih? Anda pasti akan memilih untuk menyelamatkan hidup Anda."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini