Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hungaria menyatakan mundur dari mendukung rencana sanksi putaran kedelapan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia atas serangannya ke Ukraina.
Disampaikan kepala staf Perdana Menteri Viktor Orban, Kamis (29/9/2022), Hungaria tidak dapat mendukung jika sanksi itu terkait energi.
Dilansir Reuters, Orban yang merupakan kritikus vokal mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa sanksi Uni Eropa telah menjadi bumerang.
Sanksi terhadap Rusia menaikkan harga energi dan memberikan pukulan bagi ekonomi Eropa.
"Hungaria telah melakukan banyak hal untuk mempertahankan persatuan Eropa tetapi jika ada sanksi energi dalam paket tersebut, maka kami tidak dapat dan tidak akan mendukungnya," kata kepala staf, Gergely Gulyas dalam sebuah pengarahan yang dikutip Reuters.
"Kami sedang menunggu daftar sanksi final yang lengkap dan kemudian kami dapat merundingkannya. Hungaria tidak dapat mendukung sanksi energi."
Baca juga: UPDATE Perang Rusia-Ukraina: Reaksi Zelensky atas Pencaplokan Donetsk, Luhansk, hingga Kherson
Pemerintah Hungaria juga sedang dalam pembicaraan dengan Komisi Eropa untuk mengamankan miliaran euro dalam dana UE yang diblokir karena masalah aturan hukum.
Gulyas mengatakan dia mengharapkan kesepakatan akan ditandatangani karena Budapest siap memenuhi semua komitmennya kepada komisinya.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, eksekutif UE pada Rabu mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan perdagangan yang lebih ketat, lebih banyak daftar hitam individu, dan batasan harga minyak untuk negara ketiga.
Namun, sanksi yang diusulkan tidak termasuk langkah-langkah yang lebih keras, termasuk larangan mengimpor berlian Rusia, yang diupayakan oleh Polandia dan tiga negara Baltik lainnya.
Untuk mencapai hal tersebut, negara-negara Uni Eropa membutuhkan suara bulat untuk menjatuhkan sanksi.
Namun tak semua negara setuju, yakni Hungaria.