"Anak laki-lakinya adalah laki-laki muda jadi mungkin mereka akan menikah dalam waktu dekat jadi mengapa tidak menunggu sampai hari itu sehingga gelar itu akan hilang pada hari yang bahagia?" kata dia.
Kakak laki-laki Joachim, Putra Mahkota Frederik, berada di urutan pertama takhta.
Anak sulungnya, Pangeran Christian, berada di urutan kedua.
Keempat anak Frederik mempertahankan gelar mereka.
Countess Alexandra mengatakan melalui email bahwa Von Wildenrath Løvgreen telah diberi wewenang untuk berbicara atas nama Joachim dan Marie, serta atas namanya.
"Ayah mereka memberi tahu anak-anaknya. Mereka cukup terkejut."
"Dia benar-benar pria terhormat. Dia menjalani seluruh hidupnya di keluarganya dengan gelar itu dan dia terkejut dan hampir menangis pagi ini ketika salah satu tabloid Eropa berbicara dengannya di Paris," jelas Løvgreen.
Keempat anak itu belum berbicara dengan nenek mereka sejak pengumuman itu dibuat, imbuhnya.
Menanggapi alasan Ratu agar empat cucunya menjalani kehidupan normal, Løvgreen tidak setuju.
Baca juga: Ratu Denmark Positif Covid-19 untuk Kedua Kalinya, Sempat Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II
"Mereka tidak akan pernah mendapatkan kehidupan yang normal. Jika mereka melakukan sesuatu yang sangat bodoh, itu akan selalu kembali pada keluarga," jelasnya.
Ini bukan pertama kalinya gelar menjadi momok kontroversial bagi keluarga kerajaan.
Suami Ratu, Pangeran Henrik, mengatakan dia tidak ingin dimakamkan di tanah yang diperuntukkan bagi istrinya di Katedral Roskilde karena belum diberi gelar raja.
Pangeran kelahiran Prancis yang meninggal pada 2018 itu tidak senang dengan gelarnya sejak dinobatkan sebagai Pangeran Consort, alih-alih King Consort pada pernikahannya tahun 1967.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)