"Bukan kami yang menyebabkan gangguan. Kami adalah bagian dari rakyat," kata aktor Iran, Ehsan Karamy, dalam postingannya di Instagram.
Tindakan keras pemerintah berlanjut setelah hampir dua minggu protes, dengan puluhan orang tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan.
Hak Asasi Manusia Iran memperkirakan bahwa setidaknya 83 orang termasuk anak-anak, tewas dalam protes menyusul kematian Mahsa Amini.
Lebih dari seribu orang yang terkait dengan protes telah ditahan pada akhir pekan lalu, menurut kantor berita negara IRNA.
Setidaknya 28 wartawan ditangkap ditangkap pada Kamis, menurut Komite untuk Melindungi Jurnalis.
Tewasnya Mahsa Amini
Kematian Mahsa Amini (22) memicu protes berdarah selama berminggu-minggu di Iran.
Dilaporkan Tribunnews sebelumnya, Amini, gadis yang berasal dari Saqqes di Provinsi Kurdistan, ditangkap saat berada di Teheran bersama keluarganya pada Selasa (13/9/2022).
Ia kemudian ditahan, namun dijanjikan akan pulang dalam beberapa hari ke depan setelah mendapat bimbingan dari otoritas terkait.
Mahsa Amini ditangkap karena melanggar hukum yang mewajibkan perempuan Iran untuk menutupi rambut menggunakan jilbab, serta lengan dan kaki mereka mengenakan pakaian longgar.
Baca juga: Profil Mahsa Amini, Wanita yang Tewas di Tangan Polisi hingga Memicu Protes Massal di Iran
Baca juga: Jet F-15 AS Tembak Jatuh Drone Iran, Disebut Mengancam Pasukan AS di Irak
Namun nahas, Amini meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena dilaporkan menderita gejala stroke dan epilepsi selama penahanan.
Polisi sendiri mengatakan Mahsa Amini meninggal karena mengalami gangguan jantung.
Namun pihak keluarga tidak percaya dengan penyebab kematian Amini, karena gadis muda itu tidak memiliki riwayat sakit jantung.
Sang ayah, Amjad Amini menilai pihak berwenang berbohong karena ia sempat melihat luka memar pada kaki sang putri.
Skeptisisme publik atas laporan pejabat tentang kematian Mahsa Amini telah memicu gelombang kemarahan yang berujung ricuh.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Pravitri Retno W)