News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

12 Tragedi Kerusuhan Sepakbola di Dunia, Terbaru Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Sebanyak 127 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka dalam kerusuhan tersebut menyusul kekalahan Arema FC dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3. SURYA/PURWANTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi sepakbola menimpa Indonesia.

Sebanyak 174 orang tewas dan ratusan orang lainnya jadi korban luka akibat kerusuhan suporter sepakbola  di Stadion kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).

Meski cuma dihadiri suporter pendukung kesebelasan Arema Malang namun jumlah korban begitu besar.

Kondisi ini menempatkan Indonesia kini menempati salah satu peringkat teratas tragedi sepak bola dunia.

Baca juga: UPDATE Jumlah Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Bertambah: 174 Orang Meninggal

Berikut bencana besar lainnya di stadion sepak bola selama 40 tahun terakhir yang menempatkan Indonesia salah satunya yang teratas jumlah korban jiwa.

1. Bencana di Peru

Bencana sepakbola terbesar terjadi di Lima, Peru, tepatnya di Estadio Nacional pada 24 Mei 1964.

Tragedi itu dikenal sebagai bencana sepak bola Lima, bencana terburuk dalam sejarah asosiasi sepak bola hingga saat ini.

Bencana itu terjadi di Estadio Nacional di Lima, Peru, saat pertandingan antara Timnas Peru melawan Argentina.

Keputusan yang tidak populer oleh wasit membuat marah para penggemar Peru, yang memutuskan untuk menyerbu lapangan.

Polisi Peru membalas dengan menembakkan gas air mata membabi-buta ke kerumunan, menyebabkan kepanikan dan eksodus massal.

Kematian terutama terjadi dari orang-orang yang menderita pendarahan internal atau sesak napas akibat terinjak-injak massa yang panik serta terbentur serta tergencet.

Jumlah korban tewas resmi adalah 328 orang, tetapi angka ini mungkin terlalu rendah karena kematian akibat tembakan aparat keamanan Peru tidak dihitung dalam perkiraan resmi.

Setelah insiden tersebut, keputusan dibuat untuk mengurangi kapasitas tempat duduk stadion dari 53.000 menjadi 42.000 pada tahun 1964, meskipun ini kemudian ditingkatkan menjadi 47.000 untuk Copa América 2004.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini