Selain itu FIFA mengeluarkan aturan yang melarang keras gas air mata digunakan untuk pengendalian massa di dalam stadion.
2. Kerusuhan di Ghana
Di Ghana pada bulan Mei 2001, lebih dari 125 orang tewas terinjak-injak di stadion utama Accra ketika polisi menembakkan gas air mata ke arah pendukung kerusuhan di salah satu bencana sepak bola terburuk di Afrika.
3. Kerusuhan di Inggris
Pada April 1989 di Inggris, 96 orang pendukung Liverpool tewas tergencet dan terinjak-injak sampai mati di tribun yang penuh sesak dan berpagar di Stadion Hillsborough di Sheffield sebelum semifinal Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest.
Satu korban meninggal pada Juli 2021, 32 tahun setelah menderita kerusakan otak parah dalam insiden tersebut.
Pada Mei 1985 di Inggris juga terjadi kerusuhan sepakboa, sedikitnya 56 orang tewas dan lebih dari 200 terluka ketika kebakaran terjadi di tribun stadion Valley Parade di Bradford selama pertandingan divisi tiga melawan Lincoln City.
4. Kerusuhan di Nepal
Pada Maret 1988 di Nepal, massa yang panik menyerbu pintu keluar yang terkunci dalam badai hujan es di stadion sepak bola nasional Nepal di Kathmandu menewaskan lebih dari 90 penonton yang tewas tergencer, terinjak, dan tertimpa hujan kerikil es.
5. Kerusuhan di Guatemala
Pada Oktober 1996 di Guatemala, hingga 82 orang tewas dan sedikitnya 147 terluka ketika tribun roboh membawa suporter jatuh dari kursi dan tangga pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Guatemala dan Kosta Rika.
6. Kerusuhan di Mesir
Setelah itu Februari 2012 di Mesir, kerusuhan suporter di akhir pertandingan antara Al-Masry dan Al-Ahly di kota Port Said menewaskan sedikitnya 73 orang dengan lebih dari 1000 orang terluka. Liga Mesir kemudian ditangguhkan selama dua tahun.
7. Kerusuhan di Uni Soviet