Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang memprotes keras atas kedua kali rudal Korea Utara (Korut) melewati Tohoku dan Hokkaido Jepang, jatuh di luar garis ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) di Samudra Pasifik kemarin (4/10/2022) jam 7:22 waktu Jepang.
"Protes keras dan perlu dipertimbangkan sanksi lebih keras lagi bagi Korut," tekan PM Jepang Fumio Kishida kemarin (4/10/2022) malam seusai pembicaraan per telepon dengan Presiden AS Joe Biden 25 menit.
Sumber Tribunnews.com di pemerintahan Jepang juga mengungkapkan adanya kemungkinan rudak berisi atom berbahaya untuk masa mendatang apabila diluncurkan dan itu snagat mengancam sekali keberadaan masyarakat Jepang saat ini.
Pada malam tanggal 4 Oktober, Perdana Menteri Kishida melakukan percakapan telepon dengan Presiden AS Biden selama sekitar 25 menit setelah peluncuran rudal balistik oleh Korea Utara.
Kedua pemimpin berbagi pandangan bahwa peluncuran rudal adalah tantangan jelas dan sangat serius bagi perdamaian dan stabilitas masyarakat internasional.
Mereka bersama menegaskan kebijakan untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan respon aliansi Jepang-AS.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk bekerja sama dengan 3 pihak yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan menuju denuklirisasi penuh Korea Utara.
Setelah pertemuan itu, perdana menteri mengungkapkan kepada wartawan bahwa dia telah menyampaikan kepada Biden tekadnya untuk bekerja pada penguatan kemampuan pertahanan secara drastis.
"Mengenai penguatan sanksi terhadap Korea Utara, kita harus terus mempertimbangkannya." Mengenai masalah penculikan, Perdana Menteri Kishida mengatakan Biden telah memberinya "kata-kata kuat tentang kerja sama penuh."
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Hayashi mengadakan pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Brinken dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Park Jin. Menteri Pertahanan Hamada juga mengadakan percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan AS Austin.
Perdana Menteri juga mengadakan pembicaraan dengan Komandan Aquilino dari Komando Indo-Pasifik AS, yang sedang mengunjungi Jepang, di kediaman resmi Perdana Menteri, dan menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama secara erat melalui pelatihan bersama dan kegiatan lainnya.
"Selain itu, mengingat peluncuran rudal balistik yang terbang di atas Jepang setelah melewatinya adalah tindakan yang dapat berdampak serius pada kehidupan dan harta benda rakyat Jepang, kami akan fokus pada area di mana rudal tersebut dinilai telah dilewati. .dan segera memeriksa kerusakan yang disebabkan oleh benda jatuh," papar Sekretaris kabinet Hirokazu Matsuno kemarin.
Pemerintah Jepang terus kumpulkan dan analisis informasi secara menyeluruh, termasuk tren masa depan di Korea Utara.