"Kami baru saja menyanyikan lagu Ukraina. Kami pikir itu hanya lagu kecil yang sudah lama kami kenal," katanya.
Bulan lalu, Perdana Menteri Krimea Sergey Aksyonov, memperingatkan warganya bahwa pihak berwenang akan bereaksi "keras" terhadap lagu-lagu seperti itu setelah Chervona Kalyna dimainkan di sebuah pernikahan.
"Menyanyikan lagu kebangsaan seperti itu, terutama selama operasi militer khusus, akan dihukum," kata Aksyonov dalam sebuah video di Telegram pada bulan September, menggunakan terminologi Moskow untuk menggambarkan invasinya ke Ukraina.
"Orang-orang yang melakukan ini bertindak seperti pengkhianat," tambahnya.
Aksyonov mengatakan layanan keamanan FSB khusus akan menangani masalah ini.
Rusia secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.
Chervona Kalyna merupakan lagu patriotik yang diadopsi oleh Tentara Nasional Ukraina saat era Perang Dunia Kedua.
Namun setelah pencaplokan Krimea serta invasi Ukraina pada awal 2022 ini, lagu kebangsaan ini dilarang dinyanyikan di Krimea.
Melantunkan lagu ini, dianggap mendiskreditkan tentara Rusia dan pelaku akan dikenai hukuman denda atau penjara.
Baca juga: Pasukan Rusia yang Mundur Tinggalkan Ranjau di Dekat Kherson Ukraina
Baca juga: AS Kirim Bantuan Militer Rp9,5 Triliun ke Ukraina, Rusia Peringatkan Risiko Perang Berkepanjangan
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke 224 per-Rabu (5/10/2022), sejak dimulai pada akhir Februari 2022 lalu.
Sejauh ini, militer Ukraina membuat kemajuan besar dengan merebut kota-kota di wilayah selatan dan timur yang telah dicaplok Rusia.
Di sisi lain, pasukan Rusia di wilayah Donetsk dan Kherson terpaksa mundur dalam beberapa hari terakhir.
Di Kherson, pasukan Rusia dikabarkan menanam ranjau di infrastruktur dan di rumah-rumah sebelum penarikan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)