"Negara Ukraina dalam konfigurasinya saat ini dengan rezim politik Nazi akan menimbulkan ancaman yang konstan, langsung, dan jelas bagi Rusia."
"Oleh karena itu, selain melindungi rakyat kita dan melindungi perbatasan negara, tujuan tindakan kita di masa depan, menurut pendapat saya, adalah penghancuran total rezim politik Ukraina," ungkapnya lagi.
Dikecam PBB
Sekjen PBB, Antonio Guterres mengatakan, ia merasa terkejut atas serangan Rusia ke Ukraina.
Antonio Guterres menggambarkan serangan itu sebagai "eskalasi perang yang tidak dapat diterima", di mana warga sipil harus membayar harga tertinggi.
Uni Eropa mengatakan kejahatan perang telah dilakukan, sementara presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan Rusia mendukung teror dan kebrutalan.
Sementara itu, Amerika Serikat mengutuk keras serangan "brutal" Rusia ke Ukraina, karena telah menghantam sasaran non-militer.
Atas serangan tersebut, pihak Amerika Serikat menjanjikan kepada Ukraina bantuan militer berkelanjutan.
Dikutip dari BBC, Majelis Umum PBB mengadakan pertemuan darurat menyusul serangan terbaru Rusia.
Putin Tuduh Ukraina jadi Dalang Ledakan Jembatan Krimea
Presiden Rusia, Vladimir Putin menuduh Ukraina sebagai dalang di balik meledaknya Jembatan Krimea.
Putin mengatakan, pasukan intelijen Ukraina memiliki tujuan untuk menghancurkan bagian penting dari infrastruktur sipil Rusia.
"Tidak diragukan lagi, ini adalah tindakan terorisme yang bertujuan menghancurkan infrastruktur sipil penting Rusia," kata Putin, dikutip dari BBC.
"Penulis, pelaku, dan penerima manfaat adalah dinas keamanan Ukraina," lanjutnya.