TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden tidak akan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin di KTT G20 pada November mendatang di Bali.
Padahal sebelumnya dalam wawancara eksklusif CNN pada Selasa (11/10/2022), Joe Biden mengaku siap bertemu Vladimir Putin di KTT G20 Bali untuk membahas pembebasan pebasket wanita NBA, Brittney Griner yang ditahan di Rusia.
Namun Sekretaris Gedung Putih, Karine Jean-Pierre menyampaikan hal yang berbeda.
"(Biden) tidak berniat bertemu dengan Presiden Putin," kata Jean-Pierre menjawab pertanyaan pers soal adanya komunikasi antara Gedung Putih dengan Moskow terkait pertemuan kedua presiden, pada Rabu (12/10/2022).
"(Presiden sangat percaya) bahwa Rusia perlu menerima tawaran serius yang kami ajukan di atas meja atau membuat tawaran balasan yang serius untuk dinegosiasikan, tetapi dengan itikad baik," kata Jean-Pierre, dilansir Politicio.
Ia kembali menekankan bahwa Biden tidak berniat melakukan pertemuan dengan Putin.
Baca juga: Soal Kehadiran Putin dan Keberatan Barat di KTT G20, Menlu Retno: Dunia Saat Ini Dinamis
Sebelumnya dalam wawancara ekskusif CNN, Biden mengatakan kepada Jake Tapper bahwa ia tidak berencana bertemu Putin.
Namun ia bersedia jika pemimpin Rusia itu terbuka untuk membahas pembebasan Brittney Griner.
"Dengar, saya tidak berniat bertemu dengannya," kata Biden.
"Tetapi misalnya, jika dia datang kepada saya di G20 dan berkata, 'Saya ingin berbicara tentang pembebasan Griner,' saya akan bertemu dengannya. Maksudku, itu akan tergantung," imbuhnya.
Menurut laporan CNN, Kremlin menanggapi pernyataan Biden soal tidak adanya niat bertemu Putin.
Seorang pejabat Kremlin mengatakan bahwa Moskow "tidak pernah menolak negosiasi."
"Kami tidak pernah menolak tangan yang terulur. Jika kami merasa dan memahami bahwa pasangan karena satu dan lain alasan tidak ingin bertemu, kami tidak memaksakan diri," kata pejabat kebijakan luar negeri Rusia, Yury Ushakov kepada wartawan pada Rabu (12/10/2022).
Ketika ditanya apakah Putin akan menghadiri KTT G20 yang berlangsung pada bulan November di Indonesia, Ushakov mengatakan "masih banyak waktu" untuk memutuskan.