TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia kembali melancarkan serangan rudalnya ke kota-kota di Ukraina, Selasa (18/10/2022).
Kali ini, pembangkit listrik Ukraina sebagai sasaran utama pihak Rusia.
Pembantu Presiden Ukraina, Kyrylo Tymoshenko mengatakan telah terjadi tiga ledakan di Kyiv.
Sementara wartawan BBC melihat gumpalan asap membubung di tepi kiri kota tak lama setelah pukul 09.00 waktu setempat.
Dua fasilitas rusak parah di pusat kota Dnipro dan pemadaman listrik dilaporkan terjadi di Zhytomyr.
Serangan terbaru terjadi 24 jam setelah Kyiv terkena drone "kamikaze".
Baca juga: AS Marah, Iran Pasok Drone ke Rusia untuk Bombardir Ukraina
Presiden Volodymyr Zelensky menanggapi dengan mengatakan bahwa penjajah Rusia terus melakukan "apa yang mereka lakukan yang terbaik - meneror dan membunuh warga sipil".
Awalnya tidak jelas apakah drone terlibat dalam serangan hari Selasa, meskipun Tymoshenko, wakil kepala kantor kepresidenan, mengatakan rudal anti-pesawat S-300 ditembakkan ke sebuah bangunan perumahan di kota selatan Mykolaiv semalam, menewaskan satu orang.
Sebelumnya, Amerika Serikat mengatakan setuju dengan Prancis dan Inggris bahwa pasokan drone oleh Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Ukraina telah mengidentifikasi drone yang digunakan dalam serangan mematikan di Kyiv dan Sumy sebagai kendaraan udara tak berawak (UAV) Shahed-136.
Vedant Patel dari departemen luar negeri AS mengatakan, pihaknya tidak akan ragu untuk menggunakan sanksi.
Baca juga: Rusia Kembali Bombardir Ibu Kota Ukraina dengan Drone Iran
UE mengatakan pihaknya juga mengumpulkan bukti dan siap bertindak.
Sementara itu, dalam salah satu pertukaran tahanan terbesar sejak perang Rusia dimulai pada Februari, 218 tahanan ditukar - termasuk 108 wanita Ukraina.
AS Peringatkan Rusia dengan Kejahatan Perang
Amerika Serikat (AS) telah mengatakan akan meminta pertanggungjawaban Rusia atas "kejahatan perang".
AS juga akan mengambil tindakan terhadap perusahaan dan negara yang bekerja dengan program pesawat tak berawak Iran.
Baca juga: Rusia Ancam Akhiri Hubungan dengan Israel Jika Nekat Kirim Senjata ke Ukraina
Setidaknya empat orang tewas pada Senin pagi setelah sebuah pesawat tak berawak menghantam sebuah gedung apartemen di Ibu Kota Ukraina, Kyiv.
Serangan itu juga mematikan aliran listrik ke ratusan kota dan desa.
Berbicara dalam pidato malam regulernya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan udara terus berlanjut.
"Saat ini, ada serangan drone Rusia yang baru," kata Zelensky, dikutip dari Al Jazeera.
"Ada (drone) yang telah ditembak jatuh," lanjutnya.
Baca juga: Pejabat Ukraina Kecam Iran atas Serangan Drone Kamikaze Rusia
Ukraina mengatakan serangan itu dilakukan dengan drone "kamikaze", Shahed-136 yang dilaporkan dibeli oleh Rusia dari Iran.
Akan tetapi, para pejabat di Teheran telah membantah menjual senjata ke Moskow.
Sekretaris pers Presiden AS Joe Biden, Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan, bahwa Gedung Putih "mengutuk keras serangan rudal Rusia".
Jean-Pierre juga mengatakan, serangan itu "terus menunjukkan kebrutalan Putin".
Mengacu pada paket bantuan militer baru senilai $725 juta yang diumumkan untuk Ukraina Jumat lalu, Jean-Pierre mengatakan: "Kami akan terus mendukung rakyat Ukraina selama yang diperlukan."
Baca juga: Nada Menantang Zelensky setelah Kyiv Dibombardir: Rusia Tak akan Mampu Hancurkan Kita
"Kami akan terus membebankan biaya pada Rusia, meminta pertanggungjawaban mereka atas kejahatan perangnya," ungkap Jean-Pierre.
Tentara Ukraina melepaskan tembakan ke udara dalam upaya untuk menembak jatuh drone setelah ledakan mengguncang ibu kota pada Senin pagi.
Sebuah roket anti-pesawat terlihat melesat ke langit pagi, diikuti oleh ledakan dan nyala api oranye, saat penduduk berlomba-lomba mencari perlindungan.
(Tribunnews.com/Whiesa)