Surovikin mengatakan, posisi Rusia di Kota Kupiansk dan Lyman di Ukraina timur dan daerah Kherson utara antara Mykolaiv dan Kryvyi Rih terus-menerus diserang.
"Secara keseluruhan situasi di zona operasi militer khusus dapat digambarkan tegang," kata Jenderal Surovikin.
Kherson adalah satu-satunya ibu kota wilayah di Ukraina yang direbut Rusia selama invasi.
Pada September lalu, Kremlin mencaplok Kherson serta tiga wilayah Ukraina dan mendeklarasikannya sebagai bagian dari Federasi Rusia.
Bahaya Mengancam Warga Sipil
Vladimir Saldo, Gubernur wilayah Kherson yang ditunjuk Rusia, mengatakan pihak berwenang telah memutuskan untuk mengevakuasi beberapa warga sipil yang berisiko terkena sasaran militer Ukraina.
"Pihak Ukraina sedang membangun kekuatan untuk serangan skala besar," kata Saldo dalam sebuah pernyataan video.
"Militer Rusia sedang bersiap untuk mengusir serangan itu dan di mana militer beroperasi, tidak ada tempat bagi warga sipil. Biarkan tentara Rusia memenuhi tugasnya," kata dia, dilansir Al Jazeera.
Ukraina dan Rusia membantah menargetkan warga sipil, namun Kyiv menuduh pasukan Moskow melakukan kejahatan perang.
Surovikin tampaknya mengakui bahwa ada bahaya pasukan Ukraina bergerak maju menuju kota Kherson.
Dijuluki "Jenderal Armageddon" setelah bertugas di Suriah dan Chechnya, Surovikin menggempur kota-kota itu dalam kebijakan bumi hangus yang brutal namun efektif terhadap musuh-musuhnya.
Pengangkatannya diikuti gelombang serangan rudal terbesar terhadap Ukraina sejak dimulainya invasi.
Serangan-serangan itu berlanjut minggu ini.
Pejabat Ukraina menuduh bahwa rentetan serangan udara tersebut dilancarkan dengan drone kamikaze Shahed-136 buatan Iran.