TRIBUNNEWS.COM - Rusia menuduh Ukraina akan menggunakan "bom kotor" atau dirty bomb untuk diledakkan di wilayahnya sendiri, CNN melaporkan.
Tuduhan itu dibantah oleh Kyiv dan Barat dengan mengatakan justru Rusia akan menggunakan dirty bomb untuk "operasi bendera palsu" yang dapat digunakan sebagai dalih meningkatkan perang Rusia melawan Ukraina.
Dirty bomb adalah senjata yang menggabungkan bahan peledak konvensional seperti dinamit dan bahan radioaktif seperti uranium.
Dirty bomb sering disebut sebagai senjata teroris, bukan negara, karena dirancang untuk menyebarkan ketakutan dan kepanikan lebih dari menghilangkan target militer.
Pejabat Ukraina telah berulang kali membantah tuduhan Moskow dan menteri luar negeri Kyiv mengundang inspektur PBB untuk mengunjungi Ukrain dan menunjukkan bahwa mereka tidak menyembunyikan apa pun.
Lebih lanjut, inilah hal yang perlu Anda ketahui tentang dirty bomb.
Baca juga: Iran Mengaku Tak akan Tinggal Diam Jika Rusia Terbukti Gunakan Drone Buatannya di Ukraina
Apa yang diklaim Rusia?
Tanpa memberikan bukti apa pun, Moskow mengklaim ada lembaga ilmiah di Ukraina yang menampung teknologi yang dibutuhkan untuk membuat dirty bomb dan menuduh Kyiv berencana menggunakannya.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah briefing pada 24 Oktober bahwa pihaknya memiliki informasi yang menunjukkan Kyiv sedang merencanakan provokasi terkait dengan ledakan dirty bomb.
"Tujuan dari provokasi ini adalah untuk menuduh Rusia menggunakan senjata pemusnah massal di teater operasi Ukraina dan dengan demikian meluncurkan kampanye anti-Rusia yang kuat di dunia yang bertujuan untuk merusak kepercayaan di Moskow," klaim Igor Kirillov, kepala Radiasi Rusia, Pasukan Perlindungan Kimia dan Biologis.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu membuat klaim dalam panggilan dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada 23 Oktober, menurut seorang pejabat Amerika yang mengetahui percakapan tersebut.
Shoigu juga membuat komentar serupa kepada rekan-rekannya di Prancis dan Inggris.
Rusia berencana untuk mengajukan tuduhannya terhadap Ukraina di Dewan Keamanan PBB pada 25 Oktober, menurut Reuters.
Bagaimana tanggapan dunia?