Tuduhan Rusia telah dibantah keras oleh Ukraina, AS, Inggris, Uni Eropa dan NATO, yang pada gilirannya menuduh Moskow mencoba meluncurkan operasi bendera palsunya sendiri.
"Semua orang memahami semuanya dengan baik, memahami siapa sumber dari segala hal kotor yang dapat dibayangkan dalam perang ini," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato malamnya pada 23 Oktober.
Baca juga: Zelensky Bantah Rencanakan Bom Kotor, Tuding Rusia Lakukan Segalanya Untuk Hancurkan Ukraina
Gedung Putih mengatakan pada 24 Oktober bahwa pihaknya memantau sebaik mungkin setiap persiapan potensial untuk penggunaan dirty bomb di Ukraina tetapi tidak melihat apa pun yang menunjukkan penggunaan senjata semacam itu dalam waktu dekat.
Badan pengawas nuklir PBB mengatakan pada 24 Oktober bahwa pihaknya akan mengirim inspektur untuk mengunjungi dua lokasi nuklir di Ukraina setelah menerima permintaan untuk melakukannya dari pihak berwenang di Kyiv.
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan pihaknya mengetahui pernyataan yang dibuat oleh Federasi Rusia pada hari Minggu tentang dugaan kegiatan di dua lokasi nuklir di Ukraina, menurut rilis berita di situs web badan tersebut.
IAEA tidak memberikan lokasi kedua situs tersebut.
Dalam sebuah tweet pada 24 Oktober, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pihaknya tidak seperti Rusia.
Ukraina selalu dan tetap transparan, dan tidak akan menyembunyikan apa pun.
Apakah dirty bomb adalah senjata nuklir?
Dirty bomb bukan termasuk senjata nuklir.
Ledakan dari bom itu dihasilkan oleh bahan peledak konvensional, sementara ledakan dari senjata nuklir dihasilkan oleh reaksi nuklir, seperti bom atom yang dijatuhkan AS di Jepang pada Perang Dunia II.
"Sebuah bom nuklir menciptakan ledakan yang ribuan hingga jutaan kali lebih kuat daripada bahan peledak konvensional yang mungkin digunakan dalam dirty bomb," menurut lembar fakta dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).
Baca juga: Rusia Desak Warga Kherson Pergi untuk Hindari Serangan Balasan Ukraina
Ledakan dari senjata nuklir dapat meratakan seluruh kota.
Misalnya, bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki pada tahun 1945 melenyapkan 6,2 kilometer persegi kota, menurut ICAN, Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir.