Paris Baguette juga dikecam karena mereka mengirimkan roti untuk tamu pemakaman.
Juru bicara SPC Group menjelaskan, pengiriman roti itu adalah bagian dari paket perawatan yang diberikan ketika seorang karyawan atau anggota keluarga mereka meninggal.
Ibu korban marah dengan tindakan Paris Baguette.
"Bagaimana mereka bisa mengirim roti dari tempat dia meninggal? Apakah itu masuk akal?" katanya.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan Mengalami Perlambatan di Kuartal Ketiga 2022
Presiden Perintahkan Penyelidikan, Paris Baguette Minta Maaf
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol memerintahkan penyelidikan atas rincian kematian karyawan tersebut pada 16 Oktober 2022.
Sehari kemudian, ketua SPC Group Huh Young In secara terbuka meminta maaf pada konferensi pers.
Ia mengakui bahwa membuat karyawan bekerja di lokasi kecelakaan itu salah dan tidak dapat dimaafkan.
"Saya sangat bertanggung jawab atas kecelakaan ini dan dengan rendah hati menerima teguran keras dan kritik dari publik," kata Hur dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada Korea Times.
“Perusahaan sedang mengerjakan penyelidikan dengan pihak berwenang, dan kami bekerja keras untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan itu dan mengambil tindakan tindak lanjut.”
Paris Baguette juga berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar won (S$99,1 juta) untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja selama tiga tahun ke depan.
Namun, itu tidak cukup untuk menenangkan orang-orang.
Baca juga: Semenanjung Korea Kian Memanas, Korea Utara dan Korea Selatan Saling Balas Tembakan Artileri
Imbas Boikot, Waralaba Paris Baguette Anjlok
Terlepas dari permintaan maaf Paris Baguette para publik, anggota serikat pekerja dan anggota masyarakat bersatu pada 20 Oktober untuk menggelar upacara peringatan di depan kantor pusat perusahaan.