News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Pesta Halloween di Korsel

4 Warga Negara China Ikut Jadi Korban dalam Tragedi Maut Pesta Halloween di Itaewon

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan orang meninggal dunia saat perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, Minggu, (30/10/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Empat warga negara China termasuk dalam 153 orang yang tewas selama perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu (29/10/2022) malam.

Sedangkan dua warga China lainnya menderita luka ringan dalam tragedi ini.

Dikutip dari laman CNN, Minggu (30/10/2022), total 19 Warga Negara Asing (WNA) termasuk diantara 151 orang yang tewas, selain China, terdpat pula warga Iran, Norwegia dan Uzbekistan.

Tidak lama setelah laporan tentang insiden itu muncul, Kedutaan Besar China di Seoul menghubungi pejabat Korsel dan memantau jaringan media sosial untuk melihat apakah ada warganya yang membutuhkan bantuan.

Kedubes China juga akan memberikan bantuan kepada keluarga korban dan telah menyampaikan belasungkawa.

Fakta seputar tragedi Itaewon

Perayaan pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan berubah menjadi tragedi mematikan.

Kekacauan yang terjadi akibat banyaknya orang yang memadati jalan-jalan sempit di wilayah Itaewon.

Update terbaru jumlah korban tewas akibat tragedi Halloween Itaewon bertambah menjadi 153 orang.

Data tersebut disampaikan Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan negara Korea Selatan, CNN melaporkan.

Dari 153 korban tewas, 20 di antaranya adalah warga negara asing.

Kepolisian Seoul mengungkap pihaknya telah mengonfirmasi 150 identitas korban tewas akibat insiden Halloween di Itaewon yang terjadi pada Sabtu (29/10/2022).

Baca juga: UPDATE Tragedi Itaewon: Korban Tewas Bertambah Jadi 153 Orang, 20 di Antaranya WNA

Sementara itu, tiga korban tewas dengan jenis kelamin perempuan belum diketahui identitasnya.

Pihak terkait juga belum mengetahui kewarganegaraan dari ketiga wanita korban tewas tersebut.

Lebih lanjut, pada pukul 5 sore waktu setempat, Pemerintah Metropolitan Seoul mengatakan bahwa mereka telah menerima 4.024 laporan orang hilang.

Dikutip dari koreaherald.com, di antara warga negara asing yang tewas adalah orang-orang dari Iran, Uzbekistan, China, Rusia dan Norwegia.

Sementara korban tewas saat ini terdiri dari 97 wanita dan 56 pria.

Diketahui sekira 100.000 orang berada di Itaewon pada hari Sabtu untuk merayakan akhir pekan Halloween.

Baca juga: 5 FAKTA Tragedi Halloween di Itaewon: Tewaskan 151 Orang, Penyebab Masih Diselidiki

Menyusul adanya laporan tragedi berdarah di Itaewon, Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol meminta seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk memberikan bantuan kepada korban.

"Semua kementerian dan lembaga terkait, yang dipimpin oleh menteri administrasi publik dan keamanan, harus melakukan segala upaya untuk segera memberikan bantuan kepada para korban," menurut Lee Jae-myung, juru bicara kantor wakil presiden.

Kronologi Tragedi Halloween Itaewon

Kembali dikutip dari koreaherald.com, tragedi Halloween di Itaewon terjadi saat sejumlah besar orang memadati gang sempit yang menghubungkan Exit 1 Stasiun Itaewon dengan World Food Street di belakang Hotel Hamilton.

World Food Street merupakan jalan yang dipenuhi klub dan bar di Itaewon.

Saksi mata mengatakan orang-orang saling mendorong ketika mereka mencoba naik atau turun di gang yang penuh.

Gang tersebut memiliki panjang 45 meter dan lebar 4 meter.

Gang tersebut juga menurun ke bawah menuju jalan utama dan stasiun.

Itaewon memang sudah lama menjadi tempat perayaan Halloween.

Setiap tahun, orang banyak yang mengenakan kostum berkumpul untuk perayaan Halloween.

Baca juga: Pemerintah Korsel Tangani Ribuan Laporan Orang Hilang Terkait Tragedi Pesta Halloween di Itaewon

Kerumuman besar yang terjadi pada perayaan Halloween 2022 diduga karena di tahun ini merupakan Halloween pertama dalam tiga tahun yang diadakan tanpa batasan pandemi.

Tahun lalu, bahkan di tengah pandemi yang sedang berlangsung, banyak orang berkumpul di Itaewon untuk merayakan Halloween.

Terkait insiden ini, Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min mengklaim tragedi itu tidak dapat dicegah dengan mengerahkan lebih banyak petugas polisi.

"Ini bukan pertemuan dalam jumlah besar yang menimbulkan kekhawatiran khusus atau ukuran yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," kata Lee pada briefing yang diadakan di kompleks pemerintah di Seoul, Minggu.

Lee mengakui saat itu sebagian besar polisi dikerahkan ke wilayah Gwanghwamun, di mana beberapa protes sedang terjadi.

Para ahli menyebut dalam insiden ini sangat sulit untuk mencari pihak yang harus bertanggung jawab, karena acara Halloween di Itaewon diadakan tanpa penyelenggara.

"(Untuk jenis acara lainnya) penyelenggara dapat dihukum berdasarkan hukum (karena salah urus), tetapi sulit bagi seseorang untuk menyalahkan acara tersebut karena ini adalah acara sukarela tanpa penyelenggara," Yeom Gun-woong, rofesor di Departemen Administrasi Polisi & Pemadam Kebakaran di U1 University.

"Ketika petugas penyelamat tiba di tempat kejadian, jumlah korban lebih parah dari yang diperkirakan. Pihak berwenang harus memobilisasi ambulans dan petugas penyelamat di seluruh wilayah Seoul yang lebih luas," lanjutnya.

Kendaraan darurat dan petugas penyelamat tidak dapat dengan mudah mendekati lokasi karena kemacetan lalu lintas dan keramaian meskipun tragedi itu terjadi hanya 100 meter dari stasiun pemadam kebakaran terdekat.

"Acara yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga lokal harus memiliki rencana dan tindakan keselamatan jika lebih dari 1.000 orang diharapkan untuk berpartisipasi. Tapi ini adalah acara distrik tanpa penyelenggara khusus, tidak memiliki fungsi kontrol keamanan," kata profesor Lee Young-ju dari Departemen Kebakaran dan Bencana di Universitas Seoul.

"Ini adalah bencana yang sebenarnya bisa dikendalikan atau dicegah. Tapi ini tidak diurus, dengan tidak ada yang mengambil tanggung jawab di tempat pertama," lanjutnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini