Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Korea Utara resmi meminta Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menghentikan latihan militer skala besar yang menurut Korea Utara merupakan tindakan provokasi yang dapat menarik tindakan lebih kuat dari Pyongyang.
"Situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya telah memasuki fase konfrontasi yang serius untuk kekuasaan lagi karena gerakan militer AS dan Korea Selatan yang tak henti-hentinya dan sembrono," kata kementerian luar negeri Korea Utara, mengutip kantor berita KCNA.
Sebelumnya, ASdan Korea Selatan memulai salah satu latihan udara militer gabungan pada Senin (31/10/2022) dengan menampilkan ratusan pesawat tempur dari kedua negara.
Dikutip dari VoA News, Selasa (1/11/2022) latihan udara militer gabungan yang disebut Vigilant Storm rencananya akan berlangsung hingga Jumat (4/11/2022) mendatang.
Washington dan Seoul yakin Pyongyang mungkin akan melanjutkan uji coba bom nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017 dan telah menerapkan strategi "antisipasi" melalui latihan militer besar yang menurut beberapa pejabat saat ini dan mantan pejabat dapat memperburuk ketegangan.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, keamanan rakyat dan integritas teritorial dari ancaman militer luar.
"Jika AS terus-menerus melakukan provokasi militer yang serius, Korea Utara akan mempertimbangkan langkah-langkah tindak lanjut yang lebih kuat," katanya.
Baca juga: AS Pastikan Pakai Payung Nuklir Lindungi Korsel dan Jepang Dari Ancaman Korut
"Jika AS tidak ingin ada perkembangan serius yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanannya, AS harus segera menghentikan latihan perang yang tidak berguna dan tidak efektif. Jika tidak, ia harus bertanggung jawab sepenuhnya atas semua konsekuensinya,” imbuhnya.
Baca juga: AS dan Korsel Gelar Latihan Maritim Bersama Pasca Penembakan Rudal Balistik oleh Korut
Pekan lalu pasukan Korea Selatan dan Amerika Serikat juga telah menyelesaikan latihan pertahanan Hoguk selama 12 hari.