TRIBUNNEWS.COM - Rusia mencabut kewarganegaraan seorang aktivis anti-perang dan keluarganya.
Langkah ini membuat mereka tidak memiliki kewarganegaraan.
Hal tersebut dinilai sebagai langkah yang mungkin menandai cara baru untuk menekan perbedaan pendapat.
Dilansir Al Jazeera, setelah lima bulan proses hukum, seorang hakim di pengadilan kota Shatura, di wilayah Moskow, pada Senin (31/10/2022) memutuskan bahwa kewarganegaraan Arshak Makichyan yang berusia 27 tahun bersama dengan ayah dan dua saudara laki-lakinya tidak sah.
Makichyan, seorang pemerhati lingkungan yang dikenal dengan sikap soliternya, telah menyerahkan salinan putusan hakim kepada Al Jazeera.
Keluarganya, yang menerima kewarganegaraan Rusia pada 2004, berasal dari Armenia.
Baca juga: Rusia Selalu Menargetkan Jaringan Energi Ukraina, Zelensky: Terorisme Energi
“Saya mencoba menyatukan orang dan membawa perubahan nyata ke Rusia. Itu sebabnya mereka memulai kasus ini terhadap saya dan keluarga saya,” kata Makichyan kepada Al Jazeera dari Jerman.
“Itulah harga untuk aktivisme di Rusia. Karena ketika Anda memprotes, Anda mempertaruhkan keluarga Anda, teman-teman Anda, dan itu sulit dipahami oleh seseorang di Eropa atau negara-negara demokratis.”
Terinspirasi dari aktivis Swedia
Terinspirasi oleh aktivis Swedia Greta Thunberg, Makichyan telah berkampanye untuk tindakan drastis melawan pemanasan global sejak 2019.
Kampanye tersebut membuat dirinya mendapatkan gelar "pemrotes iklim tunggal" Moskow untuk demonstrasi di Lapangan Pushkin.
Demonstrasi yang tidak sah adalah ilegal di Rusia.
Ini membuat acara jenis Extinction Rebellion menjadi langka.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-254, IAEA Tak Temukan Tanda-tanda Aktivitas Nuklir di Kyiv
Perhatikan perang di Ukraina