News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Rusia Jarah Rumah di Kherson Lalu Menyamar Sebagai Warga Biasa untuk Siapkan Perang

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang prajurit Rusia berpatroli di daerah pemukiman yang hancur di kota Severodonetsk pada 12 Juli 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. - Pasukan Rusia diduga menjarah rumah-rumah penduduk di Kherson lalu menyamar sebagai warga sipil setelah mendesak warga lokal untuk pergi.

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina menuduh Rusia menjarah rumah-rumah kosong milik penduduk di Kherson.

Setelah melakukan penjarahan, para tentara Rusia itu disebut menduduki rumah dan menyamar seperti warga sipil untuk mempersiapkan pertempuran.

Sebelumnya, Rusia memerintahkan warga sipil di Kherson untuk keluar dari wilayah itu demi mengantisipasi jatuhnya korban menyusul serangan balasan dari pasukan Ukraina.

Diketahui, Kyiv sedang berusaha merebut kembali kota di selatan Ukraina itu dari tangan pendudukan Kremlin.

Kherson sendiri merupakan kota pertama yang berhasil direbut pasukan Rusia tidak lama setelah meluncurkan invasinya pada Februari lalu.

Dilansir Reuters, menurut pihak Rusia dan Ukraina, Kherson dalam kondisi gelap gulita tanpa listrik dan air selama 48 jam terakhir. 

Baca juga: Ukraina Bersedia Negosiasi dengan Rusia, Tapi Tidak Mau Jika Presidennya Masih Vladimir Putin

Pejabat pendudukan Rusia menuduh Ukraina menyabotase, sementara pihak Ukraina mengatakan musuh membongkar kabel listrik sepanjang 1,5 km.

Menyusul imbauan warga untuk mengevakuasi diri dari Kherson, Kyiv menilai hal itu sebagai deportasi paksa yang termasuk kejahatan perang.

Di sisi lain, Moskow mengaku meminta penduduk pergi dari sana demi keselamatan.

Sekitar 100 anak disabilitas dipindahkan dari fasilitas medis di Dnipriany di wilayah Kherson ke wilayah Moskow, kata militer Ukraina pada Senin (7/11/2022).

Pasien dari panti jompo di Kakhovka juga dipindahkan dan pasukan Rusia mengambil alih fasilitas itu, menurut laporan.

Kherson berada di satu-satunya kantong wilayah yang dikuasai Rusia di tepi barat Sungai Dnipro yang membelah Ukraina.

Luhansk, Donetsk, Kherson dan Zaporizhzhia, 4 wilayah mengadakan referendum untuk bergabung dengan Rusia. - Pasukan Rusia diduga menjarah rumah-rumah penduduk di Kherson lalu menyamar sebagai warga sipil setelah mendesak warga lokal untuk pergi. (Graeme Bruce/CBC News)

Merebutnya kembali telah menjadi fokus utama dari serangan balik Ukraina di selatan sejak awal Oktober.

Situasi di dalam Kherson tidak dapat dikonfirmasi secara independen.

Pasukan Ukraina di garis depan terdekat mengaku sedang mengantisipasi pertempuran sengit sebelum memaksa penjajah Rusia untuk meninggalkan kota.

Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia, "menyamar dengan pakaian sipil, menduduki rumah warga sipil dan memperkuat posisi di dalam untuk melakukan pertempuran jalanan."

"(Pasukan Rusia) terlibat dalam penjarahan dan pencurian dari penduduk dan dari situs infrastruktur dan mengambil peralatan, makanan, dan kendaraan ke Federasi Rusia," katanya dalam update pada Senin malam waktu setempat.

Pada Selasa (8/11/2022) ini, militer Kyiv melaporkan keberhasilan serangannya di fasilitas anti-pesawat Rusia, tempat pembuangan amunisi, dan penghancuran baju besi Rusia di distrik Beryslav di wilayah Kherson.

Dilaporkan bahwa sebanyak 32 personel militer Rusia tewas.

Sementara itu, pasukan Ukraina di sekitar desa Nova Kamyanka, yang baru direbut kembali, melaporkan ada empat serangan udara Rusia di sana.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin bahwa wilayah Donetsk di timur masih menjadi pusat konflik dan ratusan orang Rusia terbunuh setiap hari.

Kota Bakhmut dan Avdiivka mengalami pertempuran terberat di wilayah Donetsk.

Ukraina Tak Mau Diskusi dengan Putin

Penasihat senior Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah menolak untuk bernegosiasi dengan Rusia.

Menurut Podolyak, Ukraina siap berbicara dengan pemimpin Rusia tapi bukan Vladimir Putin.

Komentar dari pejabat tinggi Ukraina ini menyusul laporan Washington Post pada Sabtu (5/11/2022) tentang para pejabat AS yang secara pribadi mendorong Kyiv agar terbuka untuk bernegosiasi dengan Moskow.

"Ukraina tidak pernah menolak untuk bernegosiasi. Posisi negosiasi kami diketahui dan terbuka," tulis Podolyak di Twitter, pada Senin (7/11/2022), lapor Reuters

Namun ia menegaskan Rusia harus terlebih dahulu menarik pasukannya dari Ukraina.

"Apakah Putin siap? Jelas tidak. Oleh karena itu, kami konstruktif dalam penilaian kami: kami akan berbicara dengan pemimpin berikutnya (Rusia)," imbuhnya.

Tentara Rusia berjalan di sepanjang jalan di Mariupol pada 12 April 2022. - Pasukan Rusia diduga menjarah rumah-rumah penduduk di Kherson lalu menyamar sebagai warga sipil setelah mendesak warga lokal untuk pergi. (ALEXANDER NEMENOV / AFP)

Baik Ukraina maupun AS mengatakan Rusia belum menunjukkan keseriusan dalam negosiasi.

Mereka merujuk pada mobilisasi militer Rusia baru-baru ini, perubahan rute ekonomi, hingga pencaplokan sejumlah wilayah Ukraina.

Sementara itu, muncul laporan baru bahwa AS dan NATO yakin pembicaraan damai akan terjadi jika Kyiv berhasil mengambil alih Kherson dengan memenangkan pertempuran melawan pasukan Rusia.

Perebutan kembali wilayah Ukraina selatan itu akan memiliki signifikansi strategis dan diplomatik, tulis La Repubblica pada Senin (7/11/2022), dilaporkan TASS

Menurut surat kabar tersebut, Washington berhubungan dengan Brussel dan sekutunya mengenai masalah ini serta menanamkan ide ini ke dalam pikiran rezim Kyiv.

Artikel itu mencatat bahwa bukan kebetulan bahwa Washington dan NATO mengkonfirmasi pengiriman sejumlah rudal anti-drone ke Kyiv.

Poin utamanya adalah kembalinya Kherson, target strategis untuk mendapatkan akses laut dan kontrol atas sumber daya air, dapat mengubah arah konflik.

Pasukan Ukraina menggempur Novaya Kakhovka, sebuah kota di wilayah Kherson Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. - Pasukan Rusia diduga menjarah rumah-rumah penduduk di Kherson lalu menyamar sebagai warga sipil setelah mendesak warga lokal untuk pergi. (Media Sosial/TASS/RIA Novosti)

Baca juga: Ukraina Terima Pengiriman Pertama Sistem Pertahanan Udara NASAMS

Ketika kota tersebut diambil, akan memungkinkan untuk mengadakan negosiasi dari posisi tersebut.

Di sisi lain, Rusia sedang berusaha mendapatkan kembali kemenangan di Ukraina setelah serangkaian kemunduran di wilayah Kharkiv dan Kherson.

Sejauh ini, tampaknya Moskow berusaha melumpuhkan Ukraina dengan memutus pasokan listrik selama musim dingin.

Kemudian mengerahkan pasukannya yang baru dimobilisasi untuk mendapatkan dan merebut kembali wilayah di garis depan.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini