Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Badan Kepolisian Nasional (NPA) Korea Selatan membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidiki penyebab di balik tragedi mematikan pesta Halloween Itaewon yang menewaskan 157 orang.
Tim investigasi khusus NPA kini sedang mencari informasi terkait respons dari otoritas terkait saat peristiwa tersebut terjadi setelah sebelumnya memusatkan penyelidikan pada kepemimpinan polisi.
Dikutip dari Koreaherald, Senin (14/11/2022), tim investigasi khusus NPA hari Minggu kemarin menyatakan akan membawa pejabat dari Kantor Yongsan-gu dan Seoul Metro untuk dimintai kesaksian tentang bagaimana mereka merespons tragedi tersebut.
Tim itu menganggap bahwa Kantor Yongsan-gu gagal dalam tugasnya untuk pengendalian bencana sebagai pemerintah daerah.
Tim investigasi khusus juga mencari informasi mengapa Kantor Seoul Metro tidak memesan kereta bawah tanah untuk melewati Stasiun Itaewon demi menyesuaikan volume lalu lintas di daerah tersebut.
Meskipun Seoul Metro mengklaim tidak pernah menerima permintaan untuk melewati Stasiun Itaewon dari polisi sebelum insiden terjadi, namun polisi mengklaim telah meminta jalan pintas dan ditolak oleh Seoul Metro.
Saat seorang petugas polisi Yongsan yang sedang diselidiki terkait dengan tragedi Itaewon ditemukan tewas pada Jumat lalu, penyelidikan divisi terhadap polisi pun mungkin memiliki keterbatasan.
Baca juga: Petugas Polisi Yongsan Tersangka Tragedi Itaewon Ditemukan Tewas, Diduga Akhiri Hidup
Sebelumnya, deorang petugas polisi Yongsan yang diidentifikasi dengan nama keluarga Jeong ditemukan tewas di rumahnya di Seoul, pada Jumat lalu.
Perwira yang merupakan bagian dari tim intelijen itu menghadapi tuduhan bahwa dirinya terlibat dalam penghapusan laporan yang menunjukkan kekhawatiran mengenai langkah-langkah keamanan di Itaewon selama periode perayaan Halloween.
Baca juga: Tim Investigasi Selidiki Sejumlah Kecurigaan & Rumor terkait Tragedi Itaewon yang Tewaskan 156 Orang
Sebelum terjadinya tragedi Itaewon, seorang pejabat intelijen di Kantor Polisi Yongsan menulis laporan pada 26 Oktober lalu, ia menyerukan lebih banyak dukungan untuk manajemen keramaian karena khawatir terhadap kemungkinan kecelakaan keselamatan yang terjadi di Itaewon.
Saat itu, kerumunan massa diperkirakan akan berkumpul di area tersebut selama perayaan Halloween pada akhir pekan.
Setelah kejadian naas itu, Ketua Tim Intelijen memerintahkan pejabat tersebut untuk menghapus laporan itu. Meski pejabat itu awalnya menolak, namun laporan tersebut akhirnya dihapus.
Tim investigasi khusus mencurigai Jeong membujuk pejabat tersebut untuk menghapus laporan atas perintah kepala Tim Intelijen.
Tanpa pernyataan dari Jeong, akan sulit bagi divisi investigasi khusus untuk membuktikan tuduhan penghancuran barang bukti terkait penghapusan laporan tersebut.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min sekali lagi terperosok dalam kontroversi, karena pernyataan yang tidak pantas terkait tragedi Itaewon.
"Siapa yang tidak ingin membuang surat pengunduran diri dan menyelesaikan semua situasi ini?," kata Lee.
Ia ditanya tentang tanggung jawabnya terkait insiden tersebut. "Tapi itu bukan kewajiban untuk rakyat atau tanggung jawab dari pejabat publik berpangkat tinggi," tegas Lee.
Respons Lee ini telah ditanggapi dengan ketidakpuasan dari oposisi utama Partai Demokrat Korea.
"Saya merasa hancur dan marah mendengarnya. Orang-orang menyerukan Menteri Dalam Negeri untuk mundur dari jabatannya karena dia tidak memiliki kualifikasi, tetapi dengan mata dan telinga tertutup, dia bersikeras untuk memimpin manajemen pasca-kecelakaan, menyelidiki insiden tersebut dan melakukan tindakan pencegahan," kata politisi Kang Min-jung di media sosial.
Awal bulan ini, Lee mengeluarkan permintaan maaf publik atas pernyataannya, di mana ia mengklaim tragedi mematikan Halloween di Itaewon Seoul pada 29 Oktober lalu akan tetap terjadi, bahkan dengan kehadiran polisi yang lebih besar di Itaewon.