News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

AS dan Rusia Dikabarkan Lakukan Pertemuan Rahasia di Turki, Apa yang Dibahas?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Artileri berat Rusia Malka 2 dijadikan senjata utama menghancurkan infrantri Ukraina di wilayah Donbass. Amerika Serikat dan Rusia dikabarkan telah melakukan pertemuan rahasia pada Senin (14/11/2022) kemarin.

Perjanjian, yang ditandatangani pada bulan Juli, berakhir pada hari Jumat. Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka mungkin tidak menyetujui pembaruan, kecuali jika PBB memenuhi janjinya untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia ke Moskow, yang merupakan bagian dari kesepakatan.

Inginkan Dialog Perdamaian

Meski mendukung Ukraina dengan bantuan senjata, AS dikabarkan juga menginginkan dilakukannya pembicaraan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina.

Presiden Joe Biden secara pribadi mendorong para pemimpin Ukraina untuk membuka negosiasi dengan Rusia dan membatalkan penolakan publik mereka untuk terlibat dalam pembicaraan damai kecuali Presiden Vladimir Putin dilengserkan dari kekuasaan.

Dilansir dari Reuters, Senin (7/11/2022) surat kabar Washington Post mengungkapkan bahwa keputusan yang dibuat oleh Pemerintahan Biden tersebut tidak ditujukan untuk mendorong Ukraina ke meja perundingan, melainkan untuk memastikan Kyiv mempertahankan dukungan dari negara-negara lain.

Di samping itu, para pejabat AS menilai perang yang berkepanjangan akan membuat harga pangan semakin mahal dan juga disertai dengan lonjakan harga energi.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-264: Kyiv Tangani 1.000 Ranjau dan Peluru Siap Ledak di Kherson

"Kelelahan Ukraina adalah hal yang nyata bagi beberapa mitra kami," tulis Washington Post, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak segera berkomentar ketika ditanya apakah laporan itu akurat, sementara juru bicara Departemen Luar Negeri menanggapi dengan mengatakan:

“Kami telah mengatakannya sebelumnya dan akan mengatakannya lagi. Jika Rusia siap untuk bernegosiasi, Rusia harus menghentikan bom dan misilnya serta menarik pasukannya dari Ukraina,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

"Kremlin terus meningkatkan perang ini. Kremlin telah menunjukkan keengganannya untuk secara serius terlibat dalam negosiasi bahkan sebelum meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina,” imbuhnya.

Juru bicara itu juga mencatat pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Jumat (4/11), di mana Zelenskiy mengatakan: "Kami siap untuk perdamaian, untuk perdamaian yang adil dan adil, formula yang telah kami suarakan berkali-kali."

Adapun, penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, mengatakan bahwa dukungan Washington untuk Ukraina akan tetap "tidak tergoyahkan dan teguh" bahkan setelah pemilihan paruh waktu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini