TRIBUNNEWS.COM - Rapat dadakan yang digelar negara anggota G7 di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali menghasilkan keputusan yaitu mengutuk segala bentuk serangan Rusia ke Ukraina.
“Kami mengutuk serangan rudal biadab yang dilakukan Rusia di kota-kota Ukraina dan infrastruktur sipil pada hari Selasa (15/11/2022),” demilian tertulis dalam hasil keputusan dikutip dari Tribun Bali.
Rapat yang juga dihadiri oleh para pemimpin NATO itu juga menegaskan memberikan dukungan kepada Polandia pasca serangan rudal yang diduga ditembakkan Rusia.
“Kami membahas ledakan yang terjadi di bagian timur Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina. Kami menawarkan dukungan penuh kami untuk dan membantu penyelidikan yang sedang berlangsung di Polandia,” lanjut tulisan keputusan itu.
Rapat ini juga menegaskan dukungan penuh kepada Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia yang telah berlangsung sejak Februari 2022 lalu.
“Kami menegaskan kembali dukungan teguh kami untuk Ukraina dan rakyat Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung, serta kesiapan berkelanjutan kami untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangannya yang kurang ajar terhadap komunitas Ukraina, bahkan saat G20 bertemu bersepakat dengan dampak perang yang lebih luas,” demikian tertulis dalam keputusan itu.
Baca juga: Jubir Kemlu RI Benarkan Ada Pertemuan Dadakan Pemimpin NATO dan G7 di Sela-sela KTT G20
Para pimpinan negara G7 dan NATO pun turut berbelasungkawa atas korban yang jatuh di Polandia dan Ukraina.
“Kami semua menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga para korban di Polandia dan Ukraina,” pungkas keputusan tersebut.
Sebagai informasi, rapat dadakan itu dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden, PM Inggris Rishi Sunak, Presiden Prancis Emmanuel Macron, PM Italia Giorgia Meloni, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Kanselir Jerman Olaf Cholf, Presiden Spanyol Pedro Sanchez, dan PM Jepang Fumio Kishida.
Sebelumnya, rudal yang diduga ditembakan oleh Rusia jatuh di desa Polandia Przewodow yang berlokasi dekat perbatasan Ukraina.
Dikutip dari Tribunnews.com, tembakan rudal itu menyebabkan dua orang tewas menurut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Polandia.
Presiden Polandia, Andrzej Duda menegaskan penembakan rudal itu disebut akan terjadi untuk pertama dan terakhir kalinya.
“Kami tidak memiliki bukti konklusif sat ini mengenai siapa yang meluncurkan rudal ini. Ini semua masih penyelidikan saat ini,” ujar Duda.
Baca juga: Joe Biden dan Pemimpin Negara G7 Rapat Darurat di Bali Soal Polandia, Agenda G20 Jadi Molor 1,5 Jam
Selain itu, Pemerintah Polandia juga telah memanggil Dubes Moskow untuk Polandia agar memberikan penjelasan atas serangan rudal itu.
“Menteri luar negeri, Zbigniew Rau memanggil duta besar federasi untuk kementerian luar negeri dan dan menuntut penjelasan rinci segera,” demikian pernyataan dalam situs Pemerintah Polandia.
Biden: Tidak Mungkin Rudal ke Polandia Ditembakkan dari Rusia
Di sisi lain, Joe Biden mengungkapkan tidak mungkin rudal yang jatuh di Polandia ditembakkan dari Rusia.
“Ada informasi awal yang membantah hal itu,” ujar Biden.
Namun, ia berjanji akan memberikan dukungan penuh terkait penyelikdikan jatuhnya rudal di Polandia itu.
“Kecil kemungkinan rudal itu ditembakkan dari Rusia, tapi kita lihat saja nanti,” tuturnya.
Sebagai informasi, Biden mengetahui rudal jatuh ke Polandia pada Selasa (15/11/2022) malam ketika dibangunkan stafnya dilansir Kompas.com.
Baca juga: Profil William Katuari, Pemilik Hotel Apurva Kempinski yang Dipakai untuk KTT G20 di Bali
Dirinya langsung menghubungi Presiden Polandia untuk mengucapkan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa.
Selain itu, dia juga mencuitkan lewat Twitter atas dukungan penuh Amerika dalam membantu penyelidikan.
Biden, dalam cuitannya, juga berkomitmen untuk tetap bersama dengan NATO.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Andari Wulan Nugrahani)(Kompas.com/Irawan Sapto Adhi)(Tribun Bali/Sunarko)
Artikel lain terkati KTT G20 di Bali