Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, OTTAWA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyampaikan 'kekhawatiran serius' terkait dugaan campur tangan domestik China terhadap 'urusan negaranya'.
Sumber pemerintah Kanada mengatakan bahwa hal itu disampaikan Trudeau dalam pembicaraan pertamanya dengan Presiden Xi Jinping pada Selasa kemarin, setelah lebih dari tiga tahun tidak bertemu.
Dikutip dari laman Reuters, Rabu (16/11/2022), 'gangguan' itu kemungkinan merujuk pada laporan media Kanada pada 7 November lalu yang mengutip pernyataan pejabat intelijen yang mengatakan bahwa mereka mencurigai China ikut campur dalam Pemilu 2019.
Sementara itu, seorang karyawan di produsen listrik terbesar Kanada pun ditangkap dan didakwa oleh polisi pada Senin lalu atas tuduhan mencoba mencuri rahasia dagang China.
"Trudeau membahas keprihatinannya tentang dugaan 'kegiatan campur tangan' China di Kanada di sela-sela pertemuan G20 di pulau Bali, Indonesia," jelas sumber pemerintah Kanada.
Kedutaan Besar China di Ottawa pun tidak segera merespons untuk mengkonfirmasi pertemuan atau pokok pembicaraan itu.
"Badan intelijen Kanada, yang biasanya diam di depan umum, telah menunjukkan keprihatinan mereka. Ini adalah masalah yang mewajibkan pemerintah Kanada mengambil langkah tambahan untuk mengamankan demokrasi Kanada," kata mantan Penasihat Kebijakan Luar Negeri Trudeau dan Profesor Urusan Internasional di Universitas Ottawa, Roland Paris.
Trudeau dan Xi juga membahas masalah invasi Rusia ke Ukraina, uji coba nuklir Korea Utara (Korut), dan pentingnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Desember di Montreal 'untuk melindungi alam dan melawan perubahan iklim'.
Keduanya juga berbicara tentang 'pentingnya dialog yang berkelanjutan'.
Pembicaraan 10 menit
Sebuah gambar menunjukkan kedua pemimpin itu saling berhadapan di ruangan yang penuh sesak, di mana mereka berbicara selama sekitar 10 menit.
Pertemuan itu dibandingkan dengan pertemuan tertutup selama tiga setengah jam antara Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Xi pada Senin lalu, jelang KTT G20 di Nusa Dua Bali.
Baca juga: Perdana Menteri Inggris dan Kanada Asyik Nongkrong Minum Bir di Sebuah Kafe Bali di Sela KTT G20
"Kita berbicara tentang hubungan yang telah membeku selama bertahun-tahun, jadi tidak mengherankan jika kontak tingkat pemimpin pertama bersifat informal," kata analis kebijakan Paris.