Rudal S-300 ini digunakan oleh Rusia dan Ukraina, serta 18 negara lain termasuk anggota NATO Yunani, Slovakia dan Bulgaria, menurut CSIS, sebuah think tank yang berbasis di Washington.
Rusia sebelumnya telah menjual rudal S-300 ke Venezuela, China, Iran dan Mesir, serta negara-negara lain.
Sebelumnya, Rusia pernah menggunakan rudal S-300 di Suriah dan menempatkannya di semenanjung Krimea, saat dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014.
Baca juga: Ukraina Tidak Mau Disalahkan Atas Insiden Rudal Nyasar di Polandia
Beirkut ini perkembangan Rudal S-300, dikutip dari missile threat.
S-300P
S-300P adalah jenis rudal yang dikembangkan Uni Soviet pada tahun 1967.
Awalnya, rudal ini dikembangkan untuk mengatasi ancaman yang muncul dari rudal jelajah berbasis udara jarak jauh.
Rudal ini telah beroperasi di hampir 24 negara sejak tahun 1978.
Namun, rudal S-300P tidak lagi diproduksi sejak tahun 2016.
S-300V
Rudal S-300V merupakan pengembangan dari rudal S-300P.
Rudal jenis ini mulai diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara Uni Soviet pada tahun 1983.
Pada tahun 2016, Rusia pernah mengerahkan rudal ini ke Suriah.
Media pemerintah Rusia telah melaporkan bahwa beberapa S-300V dijual ke Iran pada Oktober 2016 bersama model S-300P.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina