"Kami memberi tahu mereka bahwa tangan kami tidak akan gemetar," cuit Lasso di Twitter tentang pemindahan para pemimpin geng pada Jumat (18/11/2022).
Ia juga mengultimatum para anggota geng yang melanjutkan aksi kekerasannya.
Dalam pernyataannya itu, Lasso mengucapkan terima kasih kepada lembaga penegak hukum karena memulihkan ketertiban di penjara dan menangani "pemimpin teroris-narkoba".
Awal bulan ini, pemerintah Lasso merelokasi sekitar 2.400 narapidana.
Keputusan ini memicu pemberontakan anggota geng di jalanan, yang melakukan penembakan dan meledakkan bom mobil di kantor polisi hingga pom bensin.
Delapan orang, termasuk lima anggota polisi, tewas dalam serangan di kota pelabuhan Guayaquil.
Baca juga: Akram Afif, Sosok yang Berpeluang Mencuri Gol di Laga Pembuka Qatar vs Ekuador Piala Dunia 2022
Baca juga: Polisi di Medan Jadi Dalang Penganiayaan Tahanan hingga Tewas, Kini Dituntut 8 Tahun Penjara
Menyusul insiden itu, Presiden Lasso mengumumkan jam malam dan keadaan darurat di Provinsi Guayas, Esmeraldas dan Santo Domingo de los Tsachilas.
Pasukan keamanan dikerahkan ke tiga provinsi tersebut.
Ekuador telah berubah dari rute transit narkoba menjadi pusat distribusi vital yang tersiksa oleh kekerasan narkoba.
Pihak berwenang menyalahkan gelombang kejahatan kekerasan pada geng saingan yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)