TRIBUNNEWS.COM - Insiden penembakan massal dilaporkan terjadi di sebuah klub Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Queer (LGBTQ), Kota Colorado Springs, Amerika Serikat pada Minggu (20/11/2022) malam waktu setempat.
Lokasi penembakan massal diketahui bernama Club Q yang sudah dibuka di kota tersebut sejak 20 tahun lalu.
Letnan Polisi Colorado Springs, Pamela Castro membenarkan kejadian ini.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan panggilan darurat sejak pukul 23.57 waktu Amerika.
Adapun pelaku penembakan teridentifikasi pemuda bernama Anderson Lee Aldrich (22).
"Memang ditemukan satu orang yang kami yakini sebagai tersangka di dalam (lokasi kejadian, red)," ucap Castro, dikutip dari CNN, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Penembakan Massal di Kanada, 3 Orang Tewas Termasuk Pria Bersenjata
Pihak kepolisian belum bisa mengungkap motif penembakan ini karena masih melakukan pendalaman.
Meskipun demikian, pihak terkait berjanji akan mengusut tuntas kasus ini.
Seperti yang disampaikan oleh Jaksa Distrik Yudisial ke-4 Colorado, Michael Allen.
"Saya dapat berjanji, kami akan bekerja tanpa lelah untuk mencapai keadilan," katanya.
Allen menambahkan, setiap warga memiliki hak yang sama, yakni rasa aman.
Sehingga akan diambil langkah tegas menghukum siapa saja yang menebar rasa takut dan bahaya kepada komunitas tertentu.
Informasi tambahan, dalam insiden penembakan massal ini ada 5 orang dilaporkan tewas dan 25 lainnya menderita luka-luka.
Para korban luka dibawa ke sakit UCHealth Memorial dan Penrose, Colorado Springs.
Baca juga: 8 Kasus Penembakan Massal yang Terjadi di Sejumlah Sekolah di AS, 2 Insiden Texas Tewaskan 31 Orang
Respons Gubernur Colorado
Gubernur Colorado, Jared Polis menanggapi aksi penembakan massal di wilayahnya.
Ia mengaku, secara pribadi merasakan kesedihan yang mendalam.
"Hati saya hancur untuk keluarga dan teman-teman dari mereka yang hilang, terluka, dan trauma dalam penembakan yang mengerikan ini," kata Polis, dikutip dari NRPNews.
Polis melanjutkan, Colorado secara penuh mendukung komunitas LGTBQ.
Menurutnya insiden ini menjadi duka bersama.
Sementara menurut, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, selama beberapa tahun terakhir, komunitas LGTBQ menjadi sasaran tindak kekerasan.
"Kekerasan senjata terus memberikan dampak yang menghancurkan dan khusus pada komunitas LGBTQ+ di seluruh negara kita dan ancaman kekerasan meningkat," kata Biden, dikutip dari CNN.
Dalam keterangannya, Presiden AS ke-46 ini mengutuk kerasan penembakan ini. Ia mengatakan aksi pelaku tidak masuk akal.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)