News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusia dan China Bela Korea Utara soal Peluncuran Rudal Antarbenua

Penulis: Rica Agustina
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korea Utara pada 25 Maret 2022 menunjukkan uji peluncuran dari apa yang dilaporkan media pemerintah sebuah rudal balistik antar benua (ICBM) tipe baru, Hwasongpho- 17. - Rusia dan China membela Korea Utara soal uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Namun, lanjutnya, ini adalah pertemuan ke-10 Dewan Keamanan di mana tidak ada tindakan yang diambil, dan dia menyalahkan Rusia dan China yang memiliki hak veto.

"Kami siap bertemu tanpa prasyarat, dan saya meminta DPRK untuk terlibat dalam diplomasi yang serius dan berkelanjutan," katanya.

"Tapi DPRK tetap tidak menanggapi dan malah memilih melanjutkan perilaku sembrono ini. Dewan malah harus menanggapi."

Kim Jong Un tengah berjalan bersama putrinya di landasan peluncuran rudal balistrik antarbenua terbaru milik Korea Utara. - Rusia dan China membela Korea Utara soal uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. (KCNA)

Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Antarbenua ke ZEE Jepang, ICBM Berpotensi Jangkau Daratan AS

Duta Besar Korea Selatan untuk PBB, Joonkook Hwang mengatakan pernyataan presiden adalah tindakan minimum yang diharapkan oleh komunitas internasional dari Dewan Keamanan sebagai tanggapan atas tindakan Korea Utara.

Menanggapi Rusia, Hwang menegaskan kembali bahwa latihan militer bersama Korea Selatan yang sudah berlangsung lama dengan AS bersifat defensif dan tidak pernah bisa menjadi alasan untuk pengembangan nuklir dan rudal ilegal Korea Utara.

Duta Besar Jepang untuk PBB Ishikane Kimihiro mengatakan kepada dewan bahwa dalam dua bulan terakhir, satu rudal Korea Utara terbang di atas Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun dan peluncuran 17 November berdampak di zona ekonomi eksklusif Jepang, hanya 200 kilometer dari Hokkaido.

Ishikane menyebut ini sebagai eskalasi yang tidak dapat diterima dan melanggar hukum.

Perhitungan menunjukkan bahwa rudal baru, dengan hulu ledak nuklir, dapat menghantam seluruh Asia, Eropa, Amerika Utara dan Afrika dan sebagian Amerika Selatan, kata Ishikane.

"Sangat keterlaluan membiarkan Korea Utara menyandera seluruh komunitas internasional," katanya.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini