TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa mengatasi inflasi akan menjadi prioritas utama pemerintahannya.
Hal itu sesuai dengan janji koalisinya untuk mengendalikan harga barang-barang pokok, Malay Mail melaporkan.
"Apa yang akan menjadi prioritas saya? Biaya hidup," ujar Anwar dalam sebuah sambutan singkat di Putrajaya beberapa jam setelah ia memasuki kantor perdana menteri Jumat (25/11/2022) pagi.
Tingkat inflasi bulanan negara itu telah mencapai tingkat rekor terendah sepanjang tahun karena invasi Rusia ke Ukraina, Covid-19, serta efek pemanasan global yang terus mengganggu rantai pasokan.
Indeks harga konsumen (CPI) Malaysia naik sebesar 4 persen dari tahun sebelumnya di bulan Oktober, menurut data pemerintah.
CPI bahkan meningkat 4,5 persen pada bulan September.
Baca juga: Dino Patti Djalal: Anwar Ibrahim itu Sahabat Indonesia Sudah Lama
Anwar Ibrahim dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia pada Kamis (24/11/2022) sore, mengakhiri kebuntuan politik yang berlangsung hampir lima hari sejak pemilihan umum ke-15 pada Sabtu lalu.
Pengangkatannya setidaknya untuk sementara akan meredakan ketegangan antara koalisi politik besar yang bersaing untuk memimpin.
Tidak ada koalisi yang memperoleh cukup kursi untuk membentuk pemerintahan federal sendiri sekarang.
Anwar memimpin pemerintahan koalisi yang terdiri dari Pakatan Harapan, Barisan Nasional, Gabungan Parti Sarawak dan Gabungan Rakyat Sabah.
Ini berarti dia mendapat dukungan dari setidaknya dua pertiga anggota dari Majelis Rendah Parlemen.
Namun pakar memperingatkan tentang kemungkinan perubahan di masa depan mengingat perbedaan ideologis antara koalisi-koalisi itu.
Baca juga: Perjalanan Karier Politik Anwar Ibrahim, dari Penjara Kini Ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia
Sementara itu, pasar telah merespons positif penunjukan Anwar sebagai perdana menteri.
Ringgit melonjak dua hari berturut-turut hingga pagi ini, naik mendekati 1 persen terhadap dolar.