TRIBUNNEWS.COM - Para ilmuwan Perancis menghidupkan kembali virus zombie yang terperangkap selama hampir 50.000 tahun di bawah danau beku Yakutia, Siberia, Rusia.
Sebuah tim ahli medis dari Universitas Aix-Marseille Perancis menemukan virus kuno yang disebut virus zombie di permafrost (lapisan tanah beku) yang mencair di danau tersebut.
Virus zombie itu ditemukan terperangkap di bawah dasar danau selama 48.500 tahun.
Dari penemuan virus zombie itu, mereka mengkarakterisasi 13 patogen baru.
Penelitian tersebut menemukan fakta virus zombie tetap menular meski terperangkap di tanah beku selama ribuan tahun, seperti diberitakan The New York Post.
Baca juga: Ditemukan Tiga Anak Positif Virus Polio Tanpa Gejala di Pidie Aceh
Selain virus zombie, bahan organik dari lapisan es yang mencair juga mengandung mikroba seluler yang dihidupkan kembali (prokariota, eukariota uniseluler) serta virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah.
Saat ini, peneliti masih melanjutkan penelitian terkait virus zombie jika terpapar cahaya, panas, oksigen, dan faktor lingkungan luar ruangan lainnya.
Baca juga: Ditemukan Subvarian Baru Virus Corona: Omicron BN.1, Apakah Berbahaya?
Virus hidup tertua yang pernah ditemukan
Penemuan virus zombie diyakini sebagai virus hidup tertua yang ditemukan sejauh ini.
Profesor Jean-Michel Claverie yang memimpin studi terobosan, mengeluarkan peringatan keras kepada otoritas medis dalam pembaruan signifikan pertama pada virus hidup di permafrost sejak 2015.
Timnya mengatakan, hingga seperlima dari tanah di belahan bumi utara ditopang oleh tanah beku permanen.
Jika permafrost ini dibiarkan mencair, dapat melepaskan serangkaian mikroba mematikan yang telah terbengkalai selama ribuan tahun, dikutip dari News.
“Situasinya akan jauh lebih berbahaya dalam kasus penyakit tanaman, hewan, atau manusia yang disebabkan oleh kebangkitan virus kuno yang tidak diketahui,” demikian bunyi studi ilmuwan Prancis.
Baca juga: Cara Penularan Virus Polio, Dapat melalui Kontak Langsung hingga Lewat Droplet
Ada banyak virus kuno yang tersembunyi di permafrost
Virus zombie ini hanyalah satu virus kuno yang baru ditemukan, karena kemungkinan masih ada lebih banyak virus yang berhibernasi di permafrost yang belum ditemukan.
Sehingga, para peneliti masih melanjutkan penelitian terkait kondisi virus zombie.
“Berapa lama virus ini dapat tetap menular setelah terpapar kondisi luar ruangan, dan seberapa besar kemungkinan mereka akan bertemu dan menginfeksi inang yang sesuai dalam interval tersebut, masih belum dapat diperkirakan.”
“Namun risikonya pasti akan meningkat dalam konteks pemanasan global ketika pencairan permafrost akan terus meningkat, dan lebih banyak orang akan menghuni Kutub Utara setelah usaha industri,” kata mereka, seperti diberitakan BNN Bloomberg.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)