“Wajar bagi Zionis marah ketika mereka tidak dapat mencegah anggota kabinet mereka mengirimkan intelijen pemerintah mereka ke Teheran atau ketika video online tentang ledakan di Tel Aviv dan al-Quds Yerusalem yang diduduki menjadi viral di jejaring sosial pemuda kita. tahun 2000-an,” kata pejabat itu.
Ia menggambarkan pernyataan Barnea sebagai kesaksian atas kekalahan berturut-turut Mossad di hadapan organisasi intelijen Iran.
“Zionis membunuh enam perwira mereka untuk memotong dominasi dinas intelijen Iran dan telah melenyapkan sejumlah lainnya baru-baru ini,” kata sumber yang dikutip Tasnim.
“Mereka tidak dapat mengganggu dominasi Iran atau mencari tahu siapa dan pada tingkat apa yang telah sepenuhnya memberi tahu Teheran tentang rencana mereka untuk menghancurkan Iran. Masalah ini telah membuat mereka bingung dan bingung,” katanya.
Pejabat intelijen Iran itu mengatakan Zionis sendiri mengetahui organisasi mana yang telah mengadu agen mereka di Malaysia dan mengetahui mengapa dan bagaimana pejabat mereka kemudian dipindahkan.
“Kami memahami perasaan pimpinan Mossad karena skema mereka telah dirusak, sementara permainan kami baru saja dimulai,” kata pejabat tersebut.
Sementara Dewan Keamanan Kementerian Dalam Negeri Iran menyebutkan jumlah korban tewas selama kerusuhan baru-baru ini di seluruh negeri mencapai 200 orang.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu, dewan mengatakan sebanyak 200 orang tewas dalam kerusuhan selama beberapa pekan terakhir di Iran.
Para korban termasuk pasukan keamanan yang mati syahid, orang-orang yang mati syahid dalam aksi teroris, orang-orang tak berdosa yang menjadi korban.
Aksi itu menurut Iran diciptakan musuh, menimbulkan kematian orang-orang tak bersalah yang tewas di tengah kekacauan keamanan.
Pernyataan itu juga mencatat kerusuhan telah menyebabkan kerugian triliunan real karena hancyrnya properti administratif, publik dan swasta.
Dewan juga mencatat kerusuhan menggambarkan perang hibrida telah dilancarkan terhadap Republik Islam Iran.
Tujuannya melemahkan kohesi nasional, memaksa kemajuan negara mengalami kemunduran, dan mengalihkan tuntutan publik yang sebenarnya.
Dalam sambutannya pada 2 November, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyed Ali Khamenei menunjuk pada peran nyata musuh dalam kerusuhan yang telah terjadi.(Tribunnews.com/Aljazeera/TasnimNews/xna)