TRIBUNNEWS.COM, KABUL – Wakil Khusus Pakistan untuk Afghanistan, Mohammad Sadiq, mengatakan Taliban telah mengonfirmasi, petempur ISIS memang ingin melenyapkan diplomat Pakistan di Kabul, Afghanistan.
Keterangan diperoleh Mohammad Sadiq dari elemen Taliban yang memverifikasi kebenaran klaim kelompok teroris tersebut menyusul serangan ke kantor diplomatik Pakistan di Kabul, Jumat (2/12/2022)
Dua teroris bersenjatakan senapan penembak tepat dan senjata lainnya menyerang kantor diplomatik Pakistan di Kabul.
Seorang penjaga Pakistan terluka tembak di dadanya saat pelaku melancarkan aksinya. Ia menderita luka tembak di tiga bagian, sementara diplomat Pakistan selamat.
Pemerintah Islamabad menyatakan, petugas keamanan yang terluka saat ini sedang memulihkan diri dari luka-lukanya. Tidak dijelaskan bagaimana kondisi sebenarnya.
Serangan itu digambarkan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif sebagai upaya pembunuhan pengecut terhadap Ubaid-ur-Rehman Nizamani, Kepala Misi Islamabad di Kabul.
Nizamani lolos dari incara penyerang setelah penjaga keamanan bergerak melindungi dan menggunakan tububhnya untuk menghadang serangan teroris.
Sharif menuntut penyelidikan segera atas insiden tersebut. Nizamani ditempatkan sebagai kepala misi Pakistan di Kabul awal bulan lalu.
Meskipun Pakistan tidak secara resmi mengakui pemerintahan Taliban yang berkuasa di Afghanistan Agustus lalu, Pakistan adalah negara yang mempertahankan kehadiran diplomatiknya di Kabul.
Baca juga: Bom Bunuh Diri Taliban Pakistan Serang Polisi Pengawal Tim Vaksinasi Polio, 4 Orang Meninggal Dunia
Baca juga: Kelompok Teroris ISIS Klaim Pemimpinnya Tewas dalam Pertempuran
Baca juga: Perang Kotor Intel Asing, ISIS, dan Upaya Oposisi Mendongkel Bashar Assad
“Saya sangat mengutuk upaya pembunuhan pengecut terhadap Kepala Misi Pakistan, Kabul,” kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif di Twitter.
Serangan itu terjadi beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri Pakistan Hina Rabbani Khar mengunjungi Kabul untuk bertemu Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi.
"Emirat Islam Afghanistan mengutuk keras upaya penembakan dan serangan yang gagal terhadap kedutaan Pakistan di Kabul," kata juru bicara Abdul Qahar Balkhi di Twitter.
Penembakan itu terjadi sehari setelah pemerintah Pakistan menuntut penguasa Taliban Afghanistan mencegah serangan teroris yang datang dari tanah mereka.
Kelompok bersenjata Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), juga dikenal sebagai Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri awal pekan ini di Pakistan barat daya.
Serangan mematikan yang mengarah apparat keamanan Pakistan itu menimbulkan gelombang keterkejutan dan kemarahan di seluruh Pakistan.
Pengeboman tersebut menewaskan empat orang dan tampaknya ditujukan kepada polisi yang melindungi pekerja vaksinasi polio di daerah tersebut.
Taliban Pakistan secara ideologis bersekutu dengan Taliban Afghanistan, yang merebut kekuasaan tahun lalu setelah pasukan AS dan NATO terakhir ditarik dari Afghanistan.
Pakistan menyalahkan Taliban Afghanistan karena tidak berbuat cukup untuk mengendalikan pejuang bersenjata yang berlindung di negara mereka.
Anggota kelompok itu melancarkan serangan melintasi perbatasan, tuduhan yang dibantah oleh Taliban.
Selama panggilan telepon antara Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari dan Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi, diplomat Taliban meyakinkan Islamabad para pelaku serangan keji ini akan dihukum.
Menurut kementerian luar negeri Pakistan, Zardari memperingatkan Muttaqi Taliban harus mencegah para teroris merusak hubungan antara Pakistan dan Afghanistan.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengutuk serangan itu lewat pernyataan yang dirilis pada hari serangan terjadi.
Dewan Keamanan PBB meminta Taliban memastikan keselamatan dan keamanan misi dan konsulat diplomatik asing yang beroperasi di Afghanistan.
Taliban Afghanistan harus menjalankan Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler.
Kekerasan tak pernah berhenti di Afghanistan, sejak pasukan Soviet/Rusia menarik diri dari wilayah itu bertahun-tahun silam.
Perang antar kelompok bersenjata berujung menguatnya organisasi Taliban yang diinisiasi kaum muda pelajar Afghanistan.
Pada perkembangannya Taliban mampu merebut Kabul, ibu kota Afghanistan, sebelum Al Qaeda yang dipimpin Usamah bin Laden didakwa jadi otak dan pelaku serangan ke AS pada 9/11.
Pasukan AS dan koalisi internasional menggempur Taliban Afghanistan, menaikkan pemerintahan sipil di Kabul, serta menghancurkan basis utama Al Qaeda.
AS akhirnya mengklaim Usamah bin Laden ditemukan dan dihancurkan di rumah persembunyiannya di Abottabad, Pakistan.(Tribunnews.com/Aljazeera/Sputniknews/xna)