TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Negara-negara G7, sebagian Uni Eropa dan Australia mulai menerapkan batas harga minyak mentah Rusia di level US$ 60 dolar per barel.
Batas harga US$ 60 per barel yang berlaku mulai 5 Desember 20220 ditujukan untuk membatasi kemampuan Rusia membiayai perangnya di Ukraina sembari memastikan Rusia tetap memasok pasar global.
Moskow sudah menegaskan tidak akan mematuhi tindakan tersebut bahkan jika harus memangkas produksi.
Batasan itu muncul setelah embargo Uni Eropa atas impor minyak mentah Rusia melalui laut dan janji serupa oleh AS, Kanada, Jepang, dan Inggris.
Artinya, minyak Rusia yang dijual hanya dengan harga sama atau kurang dari US$ 60 per barel dapat dikirim ke negara pihak ketiga menggunakan kapal tanker G7 dan UE, perusahaan asuransi, dan lembaga kredit.
Baca juga: Kurangi Pendapatan Putin, G7 Sepakat Tetapkan Batas Harga Minyak Rusia Sebesar 60 Dolar AS per Barel
Baca juga: OPEC+ Siap Mempertahankan Target Produksi Minyak di Tengah Pembatasan Harga Minyak Rusia
Baca juga: Presiden Ukraina: Pembatasan Harga Minyak Rusia Kurang Serius
Karena perusahaan pelayaran dan asuransi utama dunia berbasis di negara-negara G7, pembatasan tersebut dapat mempersulit Moskow untuk menjual minyaknya dengan harga lebih tinggi.
Sistem Barat Takkan Melayani
Negara-negara yang tidak mengadopsi langkah tersebut dapat terus membeli minyak Rusia di atas batas harga, tetapi tanpa menggunakan sistem layanan barat.
“Kami memiliki sinyal yang jelas sejumlah negara berkembang, khususnya di Asia, akan mematuhi prinsip-prinsip pembatasan tersebut,” kata seorang pejabat Eropa kepada kantor berita AFP.
Ia menambahkan Rusia sudah di bawah tekanan dari pelanggannya untuk menawarkan diskon.
Tetapi Rusia, pengekspor minyak terbesar kedua di dunia, mengatakan pihaknya tidak akan menerima batasan tersebut dan tidak akan menjual minyak yang tunduk pada batasan tersebut.
Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengatakan langkah barat itu bertentangan dengan aturan perdagangan bebas dan akan mengacaukan pasar energi global.
“Kami sedang mengerjakan mekanisme untuk melarang penggunaan instrumen pembatasan harga, terlepas dari tingkat yang ditetapkan, karena gangguan semacam itu dapat membuat pasar semakin tidak stabil,” katanya.
“Kami akan menjual produk minyak dan minyak bumi hanya ke negara-negara yang akan bekerja dengan kami di bawah kondisi pasar, bahkan jika kami harus sedikit mengurangi produksinya,” tambahnya.