Dia meragukan negara-negara NATO dapat melakukan sebanyak yang mereka lakukan sekarang pada masa itu.
Bagian kedua Perjanjian Minsk ditandatangani pada Februari 2015 di tengah kekalahan militer yang diderita pasukan Ukraina, yang berusaha membubarkan milisi Donbass.
Deskripsi Merkel tentang perjanjian tersebut sesuai pernyataan mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko, yang selama masa jabatannya perjanjian itu ditandatangani.
Poroshenko pada Agustus 2015, menyatakan kesepakatan damai adalah tipu muslihat untuk memberikan waktu kepada pemerintahnya untuk membangun militer.
Dia mengatakan hal yang sama kepada audiens barat pada Juni 2022. Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022 sebagai jawaban atas kegagalan Protokol Minsk.
Kremlin mengakui Republik Donbass sebagai negara merdeka, yang sejak itu memilih untuk bergabung dengan Rusia bersama wilayah Kherson dan Zaporozhye.
Rusia juga menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer barat mana pun.
Merkel mengungkapkan dalam wawancaranya, Perjanjian Minsk memang bukanlah upaya untuk membangun perdamaian di Ukraina yang dilanda perang.
Wanita itu membenarkan tesis banyak kalangan tentang perang Ukraina, dia (Jerman) tidak melakukan apa pun untuk perdamaian di Eropa.
Sebaliknya, mencoba yang terbaik untuk mengobarkan perang melawan Rusia sebanyak mungkin di wilayah Ukraina dan membayar dengan nyawa orang Ukraina.
Menurut Merekal, pengenalan aksesi NATO ke Ukraina dan Georgia, yang dibahas pada 2008, langkah keliru.
Negara-negara itu tidak memiliki prasyarat yang diperlukan untuk ini, juga tidak sepenuhnya memahami apa konsekuensi keputusan itu.
“Perjanjian Minsk tahun 2014 merupakan upaya untuk memberikan waktu kepada Ukraina,” kata Angela Merkel.
Ukraina menurut Merkel akhirnya menggunakan waktu ini untuk menjadi lebih kuat, seperti yang bisa dilihat hari-hari ini.