TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat menuduh Rusia telah menawarkan Iran untuk memberikan 'dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya'.
Dukungan itu, kata Washington, berupa bantuan militer termasuk sistem pertahanan udara.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, Rusia dan Iran sedang mempertimbangkan untuk menyiapkan jalur perakitan drone di Rusia untuk konflik Ukraina.
Sementara Rusia melatih pilot Iran di pesawat tempur Sukhoi Su-35, dengan Iran berpotensi menerima pengiriman pesawat dalam tahun ini.
"Pesawat-pesawat tempur ini secara signifikan akan memperkuat angkatan udara Iran relatif terhadap tetangga-tetangga regionalnya," kata Kirby, dikutip dari Al Jazeera.
Kirby mengatakan, AS akan memberikan sanksi kepada tiga entitas yang berbasis di Rusia yang aktif dalam 'akuisisi dan penggunaan drone Iran'.
Baca juga: Hadapi Gempuran Rusia, AS Persenjatai Ukraina Paket Bantuan Drone Senilai 275 Juta Dolar
Sanksi tersebut berlaku untuk Angkatan Udara Rusia, Pusat Penerbangan Tak Berawak Negara ke-924, dan Komando Penerbangan Transportasi Militer.
"Amerika Serikat akan terus menggunakan setiap alat yang kami miliki untuk mengganggu transfer ini dan memberikan konsekuensi pada mereka yang terlibat dalam kegiatan ini," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly mengatakan bahwa Iran telah menjadi salah satu pendukung militer utama Rusia dan bahwa hubungan antara mereka mengancam keamanan global.
"Kesepakatan kotor" antara kedua negara telah membuat Iran mengirim ratusan drone ke Rusia, katanya.
"Sebagai imbalannya, Rusia menawarkan dukungan militer dan teknis kepada rezim Iran, yang akan meningkatkan risiko terhadap mitra kami di Timur Tengah dan keamanan internasional," ujar Cleverly, dikutip dari BBC.
Baca juga: Sejarah Pertukaran Tahanan AS-Rusia: Terbaru Ada Viktor Bout untuk Pebasket Wanita Brittney Griner
Dia mengatakan Inggris setuju dengan AS bahwa dukungan Iran untuk militer Rusia akan tumbuh dalam beberapa bulan mendatang.
Hal tersebut, kata Cleverly, karena Rusia mencoba untuk mendapatkan lebih banyak senjata, termasuk ratusan rudal balistik.
Di sisi lain, Moskow menuduh Barat memasok senjata ke Ukraina yang berakhir di tangan aktor jahat, tidak hanya di Eropa tetapi juga di Afrika dan Timur Tengah.