Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KABUL - Otoritas Taliban mengatakan bahwa patogen yang tidak diketahui telah menginfeksi lebih dari 80 orang dan membunuh dua anak di Provinsi Zabul, Afghanistan.
Penyakit ini menyebabkan demam hebat dan pendarahan yang keluar dari mulut dan hidung.
Dikutip dari laman Russia Today, Rabu (21/12/2022), Kepala Kesehatan Masyarakat Taliban Abdul Hakim Hakimi mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, klinik di distrik Shahjoy di provinsi tersebut telah mengalami peningkatan tajam terkait jumlah orang yang menderita penyakit 'mencurigakan' ini.
Dua pasien meninggal karena penyakit tersebut selama seminggu terakhir, keduanya merupakan anak-anak.
Perlu diketahui, Afghanistan adalah salah satu negara paling tidak berkembang di dunia.
Sistem perawatan kesehatan publiknya bahkan hampir seluruhnya didanai oleh donor asing, hingga akhirnya Taliban merebut kekuasaan setelah penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) pada 2021.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saat ini menganggap sistem kesehatan Afghanistan 'di ambang kehancuran' dan melaporkan bahwa hanya kurang dari satu dari lima klinik negara bagian yang masih beroperasi dan penyakit seperti polio pun tetap mewabah.
Provinsi Zabul sebelumnya dilanda penyakit yang tidak diketahui pada musim panas ini, dengan setidaknya 200 orang di Shahjoy mengalami gejala mirip kolera pada Mei lalu.
Dokter menyebut wabah ini terjadi karena kebersihan yang buruk.
Wabah pertusis atau batuk rejan telah menginfeksi 300 orang di Zabul pada akhir November lalu dan merenggut nyawa dua anak.