Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Permintaan penerbangan di China dilaporkan melonjak tajam, setelah Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan langkah pelonggaran dengan mengizinkan wisatawan untuk tidak menjalani karantina.
Pelonggaran tersebut disahkan pemerintah Xi Jinping untuk memacu perekonomian warga yang melemah selama tiga tahun terakhir, akibat pengetatan kebijakan nol-covid sejak 2019 silam.
Dengan kebijakan baru tersebut, nantinya mulai 8 Januari 2023 para pelancong yang tiba di China hanya diminta untuk menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif dalam waktu 48 jam sebelum keberangkatan dan tidak perlu menjalani karantina.
Baca juga: China akan Tingkatkan Dukungan Keuangan untuk Pemulihan di Sektor Pariwisata
Usai kebijakan ini dirilis, penerbangan dengan tujuan China mengalami peningkatan 521 persen mulai Senin (26/12/2022). Jumlah tersebut melonjak drastis bila dibandingkan dengan minggu sebelumnya, dikutip Straits Times.
Sejumlah situs pemesanan tiket pesawat online di China seperti di Trip.com dan Ctrip mencatat lima tujuan penerbangan teratas yang paling diburu masyarakat selama tiga hari terakhir diantaranya kota Hangzhou yang naik 662 persen. Kemudian Chengdu 399 persen, dan untuk Nanjing 411 persen.
Lonjakan serupa juga dialami Shanghai dimana pencarian tiket ke pusat keuangan ini melesat naik 1.039 persen, diikuti dengan pencarian tiket rute ibu kota Beijing yang ikut terkerek 718 persen.
Jumlah tersebut melesat jauh dari proyeksi Administrasi Penerbangan Sipil China yang memperkirakan keberangkatan penerbangan harian meningkat hingga 70 persen mulai awal 2023 dan melesat jadi 88 persen pada akhir Januari mendatang. Lonjakan musim dingin ini datang menjelang musim libur Tahun Baru dan perayaan Imlek di China.
"Maskapai-maskapai yang telah memulai kembali layanan ke Hong Kong akan mendapat manfaat dari faktor muatan yang lebih tinggi pada penerbangan mereka yang sudah ada ke Hong Kong, yang merupakan hub utama untuk koneksi ke China," ujar Juru bicara perusahaan analitik penerbangan Cirium Mike Arnot.
Efek pelonggaran lockdown tak hanya membuat tiket penerbangan dalam negeri melesat, namun juga membuat sejumlah maskapai penerbangan luar negeri meningkat.
Ini lantaran British Airways Plc, United Airlines Holdings Inc. dan Qantas Airways Ltd yang awalnya dilarang beroperasi, kini mereka dapat melayani penerbangan kembali.