Tiga minggu sebelum pemilu Swedia pada tahun 2018, Greta Thunberg bolos sekolah untuk duduk di luar gedung parlemen.
Ia membawa papan bertuliskan “Skolstrejk för Klimatet” (Mogok Sekolah untuk Iklim).
Aksi Greta Thunberg kemudian diikuti oleh semakin banyak orang yang datang mendukungnya.
Sejak itu, Greta Thunberg mendirikan gerakan Fridays for Future yang berfokus pada lingkungan dan perubahan iklim.
Sebagai wajah dari gerakan pemuda iklim, Thunberg telah diundang untuk berbicara di berbagai aksi unjuk rasa termasuk di Stockholm, London, dan Brussel.
Pada Desember 2018, pidatonya di COP24 PBB di Katowice, Polandia, menjadi viral, seperti dikutip dari Biography.
"Anda belum cukup dewasa untuk mengatakan seperti itu," katanya di KTT, berbicara kepada Sekretaris Jenderal.
"Bahkan beban itu yang kamu serahkan kepada kami anak-anak. Tapi aku tidak peduli menjadi populer. Aku peduli dengan keadilan iklim dan planet yang hidup."
Langkah Greta Thunberg mendapat sambutan yang baik dari aktivis iklim di seluruh dunia.
Pada bulan Maret 2019, juru kampanye iklim di seluruh dunia berkumpul untuk mengoordinasikan Serangan Global untuk Iklim yang pertama.
Kampanye itu diikuti oleh lebih dari 1,6 juta orang dari 125 negara, dikutip dari National Geographic Kids.
Baca juga: Bangunan Zero Carbon Dinilai Bakal Menjadi Solusi Atasi Dampak Perubahan Iklim
Terinspirasi oleh Rosa Parks
Greta menyebut Rosa Parks, aktivis hak-hak sipil, sebagai salah satu inspirasi terbesarnya.
Pada 1950-an, Rosa Parks memulai gerakan hak-hak sipil yang memperbaiki kehidupan dan pengobatan jutaan orang Afrika-Amerika.