Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) meluncurkan kemitraan perubahan iklim yang baru dengan pendanaan mencapai hingga USD 50 juta atau setara Rp 780 miliar.
Pendanaan ini merupakan tindaklanjut penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada 20 Mei 2022.
Pendanaan dalam upaya mendukung tujuan Rencana Operasional “Indonesia’s Forestry and Land Use (FOLU) Net Sink 2030.
"Perjanjian kerangka kerjasama ini akan mempererat kemitraan kami dengan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi tantangan perubahan iklim dan menjamin masa depan yang sejahtera, tangguh, dan hijau,” ungkap Direktur USAID Jeff Cohen dalam keterangannya, Jumat (16/12/2022).
Kedutaan AS di Jakarta menyatakan kemitraan perubahan iklim yang baru ini akan mencakup dukungan untuk melestarikan orangutan dan juga spesies karismatik lainnya seperti gajah, harimau, dan badak di Sumatera dan Kalimantan.
Baca juga: Komite Penyelamatan Internasional: Perubahan Iklim Percepat Krisis Kemanusiaan pada 2023
Pendaan ini juga mendukung upaya konservasi yang sedang berlangsung.
Kemitraan ini memberikan dukungan untuk prioritas KLHK, termasuk melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Indonesia.
Kerja sama ini juga akan memperkuat kolaborasi di antara pemangku kepentingan terkait guna melanjutkan meningkatkan pengelolaan sumber daya alam Indonesia secara adil dan berkelanjutan.
Baca juga: Negara-negara Pemilik Hutan Tropis Harus Berperan Cegah Perubahan Iklim Ekstrem
Sementara itu Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyampaikan penghargaan adanya peningkatan jenjang kemitraan bilateral yang sedang berlangsung saat ini guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran iklim FOLU Net Sink 2030 Indonesia.
"Kita dapat menunjukkan bahwa kemitraan kita bukan hanya janji, tetapi direalisasikan ke dalam aksi-aksi iklim,” katanya.