Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemerintah Jepang dilaporkan akan memberi 1 juta yen atau sekitar 7.670 dolar AS per anak untuk keluarga yang bersedia pindah dari Tokyo.
Melansir dari CNBC, pemerintah Jepang sebelumnya sudah menawarkan 300.000 yen per anak bagi keluarga yang pindah ke bagian lain di negara itu.
Langkah itu dilakukan saat Jepang berupaya mengatasi populasi yang padat di wilayah metropolitan negara itu, memperbaiki angka kelahiran yang menurun, dan mendiversifikasi populasi yang menua di lebih banyak daerah pedesaan.
Baca juga: Jepang Catat 27,5 Juta Kasus Baru Covid-19 Sepanjang 2022
Menurut Biro Statistik Jepang, pada 2021 sekitar 28,9 persen dari total populasi Jepang berusia setidaknya 65 tahun, menandai rekor tertinggi untuk negara tersebut.
Sementara itu, ada 14,78 juta anak berusia 0-14 tahun pada tahun yang sama, atau 11,8 persen dari total populasi Jepang, tingkat terendah yang pernah tercatat di Negeri Matahari Terbit.
Orang yang tinggal di 23 wilayah di seluruh Tokyo akan memenuhi syarat untuk mendapatkan uang relokasi, menurut laporan media berita Kyodo. Dukungan keuangan diharapkan akan tersedia selama tahun fiskal 2023.
Penerima dukungan tersebut harus tinggal di wilayah baru setidaknya selama lima tahun dan siapa pun yang melanggar aturan itu akan diminta mengembalikan uang tersebut.
Kantor Kabinet Jepang tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pemberian dukungan tersebut.
Dukungan itu akan diberikan untuk anak-anak di bawah usia 18 tahun atau mereka yang berusia 18 tahun tetapi masih duduk di bangku sekolah menengah atas.
Kepala ekonom Jepang di Goldman Sachs Naohiko Baba pada tahun lalu mengatakan, pemerintah Jepang harus melakukan lebih banyak upaya untuk melestarikan dan meningkatkan tenaga kerja negara itu yang menyusut.
Baca juga: Kaisar Jepang Naruhito Sampaikan Salam Tahun Baru Pertamanya ke Publik Sejak 2020
Perusahaan Jepang “perlu mengusulkan gaji yang jauh lebih tinggi untuk menarik orang dengan keahlian khusus dan mencoba meningkatkan daya saing terhadap pesaing di luar negeri, terutama di negara-negara Asia", kata Baba pada April 2022.
Sementara itu, program dukungan dimulai pada 2019, dan pada 2021 sebanyak 2.381 orang pindah dari Tokyo dan mengklaim dana tersebut, seperti dilansir dari Kyodo.